Apa itu gaya selingkung jurnal ilmiah? Jika kamu penasaran, simak penjelasan apa itu gaya selingkung dan contohnya di sini.
—
Mungkin ada diantara kalian yang baru pertama kali mendengar istilah selingkung. Namun, pasti ada juga yang sudah sering menjumpai istilah ini. Entah itu pernah mendengarnya, atau memang berjumpa dengan istilah ini karena sedang membaca. Nah, bagi kamu yang masih belum paham dengan istilah ini, yuk kita pelajari bersama-sama.
Apa Itu Gaya Selingkung?
Apa Itu Gaya selingkung? Apakah sama artinya dengan selingkuh? Eits, tentu saja beda. Gaya selingkung adalah sebuah gaya yang diaplikasikan untuk menulis. Semisal ada sebuah topik yang sedang diperbincangkan dan ada dua penulis yang harus sama-sama menulis topik tersebut. Pasti nanti akan menghasilkan dua tulisan yang berbeda. Selain karena yang menulis adalah dua orang berbeda, juga karena setiap penulis memiliki gaya selingkung yang berbeda pula.
Ada penulis yang suka menggunakan kalimat pendek-pendek, ada juga penulis yang suka menggunakan kalimat panjang-panjang. Ada yang suka membuat tulisan dengan paragraf pendek, ada juga yang suka menulis dengan paragraf panjang. Semua pilihan tersebut tidak ada yang salah, sebab inilah yang disebut sebagai selingkung.
Begitu juga dalam penulisan sebuah jurnal, akan dibutuhkan gaya selingkung sebagai identitas. Tergantung dari mana kamu akan menulis jurnal, untuk siapa, dan diterbitkan oleh siapa.
Pengertian Selingkung
Gaya selingkung adalah sebuah gaya penulisan yang khas dan identik. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, gaya selingkung artinya gaya yang terbatas pada satu lingkungan. Hal ini berarti gaya selingkung yang digunakan oleh satu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan yang lain.
Dalam artikel bebas, gaya selingkung biasa dikenal sebagai kaidah bahasa yang berlaku untuk kalangan tertentu, mencakup diksi dan format penulisan. Misalnya dalam media massa, surat kabar A dan B tentu akan memiliki pedoman atau gaya penulisan yang berbeda. Surat kabar A menulis kata ‘salat’ dengan ejaan ‘shalat’, sedangkan surat kabar B menulis kata salat dengan ejaan ‘solat’. Walaupun kedua penulisan tersebut berbeda, tapi tidak ada yang salah. Sebab, keduanya menganut gaya selingkung yang berbeda. Dalam menentukan gaya selingkung, suatu penerbit biasanya akan mempertimbangkan banyak faktor seperti kenyamanan pembaca dan target pembaca.
Baca juga: Cara Publikasi Jurnal Nasional Gratis, Mudah, dan Cepat ala Xerpihan
Gaya Selingkung Jurnal Ilmiah
Selain berlaku dalam tulisan nonformal, gaya selingkung ini juga berlaku untuk penulisan formal seperti jurnal ilmiah. Dalam menulis sebuah jurnal atau jenis karya tulis ilmiah lainnya, harus menganut kaidah selingkung yang berlaku. Kaidah selingkung merupakan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan tertentu.
Dalam buku yang berjudul Menulis Karya Ilmiah, Dalman (2014) menjelaskan bahwasanya gaya selingkung jurnal adalah gaya khas suatu jurnal yang bersifat konsisten, mencakup gaya penulisan dan format yang tercantum dalam pedoman penulisan jurnal tersebut. Penetapan kaidah selingkung dalam jurnal ilmiah bertujuan untuk menjaga keseragaman dan ciri khas dari suatu jurnal.
Semisal kamu berkuliah di universitas A dan universitas kamu aktif merilis jurnal setiap tahunnya. Itu artinya, jika kamu ingin berpartisipasi dalam menerbitkan jurnal di univeritasmu, kamu harus menulis jurnal sesuai dengan kaidah selingkung yang telah ditentukan universitas kamu. Tentunya, kaidah selingkung jurnal di universitasmu akan berbeda dengan jurnal di universitas lain. Bisa jadi kaidah selingkung jurnal di universitasmu menggunakan huruf Cambria, sedangkan jurnal di universitas lain menggunakan huruf Times New Roman.
Baca juga: Cara Menulis Footnote dari Jurnal, Buku, Internet
Contoh Gaya Selingkung Jurnal Ilmiah
Berikut adalah beberapa contoh gaya selingkung jurnal ilmiah yang berlaku di Indonesia.
1. Gaya Selingkung Jurnal Poetika
Jurnal Poetika diterbitkan pertama kali pada tahun 2011 oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Saat ini, jurnal Poetika diterbitkan setiap setengah tahun sekali. Apa yang di dalam jurnal ini adalah artikel mengenai ilmu sastra.
Berikut adalah kaidah selingkung yang digunakan dalam jurnal Poetika:
- Judul ditulis dengan font Times New Roman, dengan ukuran 14, bold, dan maksimal 15 kata.
- Bagian abstrak berisi pendahuluan, pembahasan, dan penutup serta ditulis dalam font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5.
- Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, maksimal 200 kata, dalam satu paragraf dengan spasi satu. Penulisan paragraf harus seringkas mungkin, berisi permasalahan, metode, hasil penelitian, dan ringkasan simpulan.
- Pada daftar pustaka, 80% sumber harus merupakan sumber primer (buku, artikel, dan sumber ilmiah lain).
2. Gaya Selingkung Jurnal Dialektika
UIN Jakarta lah yang menerbitkan jurnal ini, dan merupakan sebuah jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa serta sastra Indonesia. Penerbitan jurnal ini sebanyak dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Sejak tahun 2014 jurnal ini memfokuskan diri pada isu-isu pendidikan bahasa Indonesia.
Penulisan artikel yang akan diterbitkan melalui jurnal ini harus dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Kaidah selingkung jurnal Dialektika adalah sebagai berikut:
- Penulisan judul tidak boleh lebih dari 16 dan menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12.
- Panjang artikel tidak boleh kurang dari 3000 kata dan tidak boleh lebih dari 4500 kata atau antara 15-20 halaman.
3. Gaya Selingkung Jurnal Okara
Jurnal ini diterbitkan oleh STAIN Pamekasan, Madura. Jurnal Okara adalah jurnal yang dapat diakses oleh siapa saja tanpa memerlukan biaya baik oleh perorangan maupun lembaga.
Berikut adalah kaidah selingkung jurnal Okara:
- Judul pada jurnal okara menggunakan huruf Goudy Old Style ukuran 13 dan rata tengah.
- Jumlah kata dalam abstrak minimal 150 kata dan maksimal 200 kata, menggunakan huruf Goudy Old Style ukuran 11, italic dengan rata kanan-kiri.
4. Gaya Selingkung Unnes: Jurnal Lingua
Jurnal Lingua diterbitkan pertama kali di bulan Juli 2004 oleh Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Saat ini jurnal Lingua diterbitkan dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Juli dan Januari. Jurnal ini mencakup bidang sastra dan linguistik terapan.
Kaidah Selingkung pada jurnal Lingua Unnes adalah sebagai berikut:
- Judul tidak boleh lebih dari 10 kata serta ditulis menggunakan huruf Cambria ukuran 12, dengan huruf kapital dan cetak tebal.
- Abstrak pada jurnal ini tidak boleh lebih dari 200 kata dan ditulis menggunakan huruf Cambria ukuran 11 dengan spasi 1.
- Artikel tidak boleh lebih dari 6000 kata dan tidak boleh lebih kurang dari 3000 kata dengan Panjang artikel antara 10-15 halaman dan ditulis menggunakan huruf Cambria dengan ukuran 11.
5. Gaya Selingkung ITS: Jurnal sains dan Seni ITS.
Jurnal Sains dan Seni ITS pertama kali diterbitkan pada September 2012 oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Jurnal ini mencakup bidang matematika, statistika, fisika, kimia, biologi, arsitektur dan produk desain.
Kaidah selingkung pada jurnal Sains dan Seni ITS adalah sebagai berikut:
- Judul ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 10 dengan jumlah maksimal adalah 15 kata.
- Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dengan jumlah kata antara 100-300 kata menggunakan huruf Times New Roman.
Baca juga: Butuh Jasa Proofreading Jurnal? Berikut Tips Memilih Jasa Proofreading
Penutup
Demikian penjelasan tentang gaya selingkung. Selingkung mana yang akan kamu ikuti untuk membuat karya tulis berikutnya? Mempelajari sekali lagi satu per satu gaya selingkung di atas mungkin akan lebih memudahkan dalam pengaplikasiannya. Sebab, gaya selingkung jurnal penting untuk diikuti apabila kamu ingin melakukan publikasi jurnal. Selain gaya selingkung, kamu juga perlu memeriksa tata bahasa dan logika tulisanmu sebelum melakukan publikasi jurnal. Hal ini penting karena akan berpengaruh pada kenyamanan pembaca dan reviewer jurnal. Nah, jika kamu masih ragu dengan tata bahasa dan logika tulisanmu, kamu bisa memesan jasa proofreading Xerpihan.