Ingin tahu bagaimana format dan cara menulis laporan hasil wawancara yang baik dan benar? Simak penjelasannya di sini.
—
Di artikel sebelumnya, kita telah membahas apa itu wawancara, mulai dari pengertian, tujuan, hingga tahapannya. Singkatnya, wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan untuk memperoleh informasi sesuai kebutuhan pewawancara.
Setelah selesai melakukan wawancara, kita perlu menuangkan hasilnya ke dalam bentuk laporan yang mudah dibaca. Sebab, laporan hasil wawancara nantinya akan digunakan sebagai sumber informasi bagi orang yang membutuhkan. Dalam wawancara kerja, laporan hasil wawancara digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam merekrut karyawan. Dalam wawancara jurnalistik, hasil wawancara akan digunakan sebagai referensi untuk membuat artikel. Sementara dalam hal penelitian, informasi yang dirangkum dalam laporan hasil wawancara akan digunakan sebagai data penelitian.
Bagaimana cara membuat laporan wawancara yang benar? Apa saja format yang terdapat dalam laporan hasil wawancara? Mari kita pelajari bersama.
Apa itu Laporan Hasil Wawancara?
Laporan hasil wawancara adalah catatan tertulis yang dibuat berdasarkan percakapan yang dilakukan saat wawancara. Laporan hasil wawancara disusun ketika kita sudah selesai melakukan wawancara.
Mengapa kita perlu menulis laporan wawancara? Sebab, laporan ini berperan penting untuk dijadikan bukti tertulis atas wawancara yang sudah kita lakukan. Laporan ini juga dapat memudahkan kita dalam menganalisis kata demi kata yang keluar dari mulut narasumber.
Laporan hasil wawancara dibuat untuk merangkum informasi yang diperoleh saat wawancara. Dengan adanya laporan hasil wawancara, orang yang tidak terlibat dalam wawancara juga bisa mengetahui hasilnya. Supaya informasi yang diperoleh akurat, penulis laporan tidak boleh menambahkan opini pribadi di dalam tulisannya.
Baca juga: Tujuan dan Tahapan Wawancara
Cara Menulis Laporan Hasil Wawancara
Menulis laporan hasil wawancara harus didasarkan fakta yang ada di lapangan. Setiap informasi yang kita cantumkan di dalam laporan harus sesuai dengan apa yang dikatakan oleh narasumber. Kita tidak boleh menambahkan opini pribadi di dalamnya. Selain itu, saat Menyusun laporan hasil wawancara sebaiknya menggunakan kalimat yang efektif dan bahasa yang baku agar mudah dipahami oleh pembaca.
Apa saja yang perlu ditulis dalam laporan hasil wawancara? Berikut beberapa hal yang harus ada dalam laporan hasil wawancara:
- Latar belakang, berupa masalah yang mendasari pewawancara dalam melakukan wawancara;
- Tujuan yang ingin diperoleh saat melakukan wawancara;
- Topik pembahasan dalam wawancara;
- Waktu dan tempat kegiatan wawancara berlangsung;
- Hasil wawancara, berupa nama pewawancara dan narasumber, serta informasi yang diperoleh selama wawancara berlangsung;
- Kesimpulan dari wawancara.
Baca juga: Cara Membuat Transkrip Wawancara Tanpa Harus Ngetik
Contoh Penulisan Laporan Hasil Wawancara
Format Penulisan Hasil Wawancara
Ada dua format penulisan hasil wawancara yang bisa kamu pilih, yaitu format tanya-jawab dan format narasi.
Format Tanya Jawab (Q&A)
Format tanya-jawab digunakan untuk menulis laporan hasil wawancara yang membutuhkan informasi yang mendetail dari narasumber. Misalnya untuk keperluan data penelitian psikologi klinis.
Dalam menuliskan laporan hasil wawancara dengan format tanya-jawab, penulis akan menyalin setiap kalimat yang diucapkan oleh pewawancara dan narasumber secara rinci. Dengan begitu, pembaca dapat menganalisis kata demi kata yang keluar dari mulut narasumber.
Format tanya-jawab bisa dituliskan dalam bentuk tabel atau dalam bentuk skrip. Kita bisa menggunakan inisial pewawancara dan narasumber untuk memudahkan penulisannya. Setelah menuliskan inisial, jangan lupa untuk menuliskan tanda titik dua. Baru setelahnya kita bisa menuliskan setiap kalimat yang keluar dari mulut pewawancara atau narasumber.
Contoh Penulisan Hasil Wawancara Format Tanya-Jawab:
Format Narasi
Format narasi biasanya digunakan untuk menulis laporan yang membutuhkan informasi yang tidak terlalu mendetail. Misalnya adalah wawancara jurnalistik. Selesai melakukan wawancara, jurnalis akan membuat artikel berdasarkan informasi yang diperoleh dari narasumber.
Format ini juga bisa digunakan saat narasumber tidak terlalu responsif dalam menjawab pertanyaan. Jika tidak banyak pernyataan yang menarik, kita bisa menuliskan hasil wawancara menjadi bentuk cerita. Baru saat ingin menyantumkan pernyataan dari narasumber, tuliskan dengan tanda petik.
Contoh Penulisan Hasil Wawancara dengan Format Narasi:
Nah, itu tadi penjelasan mengenai cara menulis laporan hasil wawancara beserta formatnya. Jika kamu membutuhkan bantuan dalam menulis transkripsi hasil wawancara, Xerpihan siap membantu. Saat ini xerpihan menyediakan jasa transkrip wawancara bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.