Wawancara Adalah – Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa itu wawancara, mulai dari pengertian, tujuan, jenis, hingga tahapan pelaksanaannya. Jika kamu penasaran, simak baik-baik pembahasan berikut ini.
Apa yang dimaksud dengan wawancara?
Sederhananya, wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Orang yang bertanya dalam wawancara disebut pewawancara. Sementara orang yang memberikan informasi dalam sebuah wawancara disebut narasumber. Supaya lebih jelas apa itu wawancara, simak pengertian wawancara menurut para ahli berikut ini.
Pengertian wawancara menurut KBBI
Dalam KBBI, wawancara didefinisikan sebagai tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Hasil dari wawancara tersebut akan dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.
Pengertian wawancara menurut Lexy J Moleong
Menurut Moleong (2012, 186), wawancara adalah kegiatan melakukan percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara bisa dilakukan oleh dua orang, yaitu pewawancara selaku orang yang memberikan pertanyaan dan narasumber selaku orang yang menjawab pertanyaan.
Pengertian wawancara menurut Anas Sudijono
Sudijono (2011, 82) wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan memiliki tujuan tertentu.
Pengertian wawancara menurut Burhan Bungi
Menurut Bungi (2013, 133) wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancara. Wawancara bisa dilakukan dengan menggunakan alat interview guide (pedoman wawancara) maupun tidak.
Pengertian wawancara menurut Sutrisno Hadi
Pengertian wawancara menurut Hadi (1986, 138), yaitu salah satu cara untuk memperoleh data secara tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
Berdasarkan pengertian wawancara dari para ahli di atas, dapat disimbulkan wawancara adalah proses percakapan berupa tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara dan narasumber dengan tujuan tertentu.
Hal yang membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari menurut Nazir (1983) adalah:
- Pewawancara dan narasumber biasanya belum saling kenal sebelumnya;
- Narasumber atau responden selalu menjawab pertanyaan;
- Pewawancara selalu bertanya;
- Pewawancara harus bersifat netral, tidak menjurukan pertanyaan kepada suatu jawaban;
- Pertanyaan yang ditanyakan relevan dengan topik atau mengikuti panduan yang sudah dibuat sebelumnya.
Apa tujuan melakukan wawancara?
secara umum, tujuan melakukan wawancara adalah mengumpulkan data atau informasi dari pihak narasumber. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa tujuan wawancara menurut para ahli.
Tujuan wawancara menurut Zainal
Menurut Zainal (2010) tujuan dari wawancara adalah:
- Memperoleh informasi dari narasumber secara langsung untuk menjelaskan suatu hal atau kondisi tertentu
- Memperoleh data supaya bisa memengaruhi situasi atau orang tertentu
- Melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
Tujuan wawancara menurut Rich
Sementara menurut Rich (dalam Baker, 1990) tujuan wawancara dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu:
- Fact finding interviews, yaitu wawancara yang dilakukan dengan tujuan menggali data atau informasi mengenai suatu topik. Contohnya dalam wawancara kerja, pewawancara perlu mengetahui data pribadi pelamar, mulai dari latar belakang pendidikan, riwayat pekerjaan, hingga informasi lainnya yang mendukung tercapainya tujuan wawancara.
- Fact giving interviews, yaitu wawancara yang dilakukan dengan tujuan pewawancara dapat memberikan keterangan atau penjelasan kepada orang yang diwawancara. Contohnya adalah seorang supervisor yang memberikan instruksi atau data yang bisa meningkatkan performa karyawan.
- Manipulative interviews, yaitu wawancara yang tujuannya untuk mengarahkan subjek melakukan apa yang diinginkan pewawancara agar menuju kondisi yang lebih baik. Contohnya wawancara pada setting klinis untuk mengarahkan perilaku subjek menuju perilaku yang lebih adaptif.
- Treatment interviews, yaitu wawancara yang bertujuan memberikan support, konseling atau menumbuhkan insight pada subjek.
- Demonstrative interviews, yaitu wawancara yang dilakukan untuk mendemonstrasikan teknik atau hal-hal penting kepada subjek. Biasanya demonstrative interview ini digunakan untuk model pembelajaran atau untuk tujuan penelitian.
Baca juga: Cara Penulisan Transkrip Wawancara yang Benar
Jenis wawancara
Dalam buku Pengantar Metodologi Riset Sosial, Kartono (2006, 171) menyatakan bahwa jika dilihat berdasarkan sifat atau teknik pelaksanaannya, wawancara dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
- Wawancara terpimpin, yaitu jenis wawancara yang menggunakan pokok-pokok masalah yang diteliti. Jadi semua pertanyaan yang ingin diajukan sudah dipersiapkan secara rinci. Jenis wawamcara ini juga sering disebut sebagai wawncara terstruktur.
- Wawancara tak terpimpin (bebas), yaitu jenis wawancara yang berkebalikan dari wawancara terpimpin. Pertanyaan bersifat terbuka, sehingga pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada narasumber. Namun, pertanyaan yang diajukan tetap relevan dengan pokok masalah.
- Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi dari wawancara terpimpin dan tidak terpimpin. Pewawancara hanya membuat pertanyaan secara garis besarnya saja. Selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung, pewawancara akan melakukan improvisasi mengikuti situasi.
Tahapan wawancara
Saat ingin melakukan wawancara, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Tahap persiapan
Sebelum melakukan wawancara hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan semuanya sebaik mungkin. Hal yang harus dipersiapkan antara lain menentukan tujuan atau topik yang ingin digali. Tentukan teknik wawancara yang ingin dilakukan. Jika menggunakan teknik wawancara terpimpin, jangan lupa untuk menyiapkan daftar pertanyaan secara rinci. Jangan lupa juga untuk menjalin hubungan baik dengan narasumber agar proses wawancara dapat berjalan dengan lancar.
2. Tahap pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Sebagai pewawancara, sebaiknya kita menyapa narasumber terlebih dahulu sebagai bentuk sopan santun. Bukalah dengan salam dan jangan lupa untuk menjelaskan secara singkat tujuan kita melakukan wawancara. Ajukan setiap pertanyaan dengan sopan dan tanpa menyinggung narasumber. Simak setiap kalimat yang diucapkan oleh narasumber dan hindari untuk meminta narasumber mengulangi jawabannya. Supaya tidak ada jawaban yang terlewat dari narasumber, kita sebaiknya menggunakan alat bantu rekam. Dengan menggunakan alat bantu rekam, kita juga jadi lebih leluasa berinteraksi dengan narasumber tanpa terganggu dengan kegiatan catat mencatat.
Baca juga: Cara Membuat Transkrip Wawancara Tanpa Harus Ngetik
Tahap penyusunan hasil wawancara
Setelah melakukan wawancara kita harus menulis laporan hasil wawancara. Saat menulis laporan hasil wawancara, kita perlu memperhatikan kaidah penulisan, mulai dari format penulisan, ejaan tanda baca, hingga tata bahasa. Jika kita mempunyai rekaman wawancara, salin semua percakapan yang ada di dalam rekaman menjadi tulisan yang mudah dibaca. Tuliskan semua jawaban narasumber apa adanya, jangan mencampuri hasil jawabannya dengan pendapat pribadi.
Kita harus sabar dalam menyalin jawaban dari narasumber. Hal ini karena proses menyalin semua percakapan yang ada di rekaman membutuhkan waktu yang lumayan lama. Apalagi jika durasi wawancara kita lebih dari satu jam.
Nah, jika membutuhkan bantuan untuk menyalin rekaman wawncara menjadi sebuah tulisan yang mudah dibaca, kamu bisa menghubungi Xerpihan. Saat ini Xerpihan menyediakan jasa transkrip wawancara yang dapat mengubah audio atau rekaman wawancara menjadi tulisan yang rapi dan mudah dibaca.