Aneka Macam Penutur Bahasa di Indonesia

penutur bahasa indonesia
bahasa indonesia
(KRjogja.com/Gunarwan)

Halo semua! Ada pertanyaan dulu nih dari mimin untuk membuka artikel ini: Apa sih bahasa sehari-harimu di rumah? Kalau bicara sama teman-teman biasanya pakai bahasa apa? Kalau lagi nulis di chat atau bikin story di medsos biasanya pakai bahasa apa?

Tentu jawaban kalian bisa bermacam-macam, dan tidak ada yang salah. Bisa jadi banyak di antara kalian yang sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia. Bisa jadi banyak juga yang sehari-hari menggunakan bahasa daerah. Atau bahkan dua-duanya, bukan nggak mungkin kan? Hehe 😀

Terlepas dari bahasa yang kamu pakai, sebenarnya bahasa-bahasa yang kita gunakan adalah salah satu kekayaan besar yang dimiliki bangsa kita. Kita tentu sudah banyak yang tahu kalau Indonesia sejak dulu adalah negeri yang beragam. Dengan ratusan juta penduduk yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, Indonesia sudah pasti kaya dalam banyak hal. Mulai dari ras, suku, budaya, dan tentu saja bahasa.

Ngomong-ngomong soal bahasa, kira-kira berapa sih bahasa yang ada di Indonesia? Menurut Statistik Kebahasaan 2019 yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Indonesia memiliki 668 bahasa daerah terverifikasi yang tersebar di seluruh wilayahnya. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak kedua di dunia, setelah negara tetangga kita Papua Nugini. Wow, banyak banget kan?

Dari 668 bahasa yang ada di Indonesia, tahukah kalian kalau Papua adalah wilayah yang paling banyak bahasa daerahnya? Masih menurut data Kemendikbud, ada 299 bahasa daerah yang tersebar di Provinsi Papua, belum ditambah dengan 96 bahasa daerah di Provinsi Papua Barat. Banyaknya suku atau komunitas adat di Papua yang memiliki bahasanya sendiri membuat jumlah bahasa daerah di Papua menjadi sangat banyak.

Di antara bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia, Bahasa Jawa berada di urutan pertama sebagai bahasa yang paling banyak penuturnya. Berdasarkan laporan Ethnologue: Language of the World yang diterbitkan SIL International tahun 2015, Bahasa Jawa memiliki sekitar 68,3 juta penutur. Ini membuat Bahasa Jawa menjadi bahasa dengan penutur terbanyak ke-11 di dunia. Bahasa Jawa juga menjadi bahasa terbesar di dunia yang tidak memiliki status bahasa resmi.

Aksara Jawa, bagian yang tidak terpisah dari Bahasa Jawa. (Tribun Jogja/Bramasto Adhy)

Bahasa Jawa aslinya tersebar di Jawa bagian tengah dan timur, namun karena program transmigrasi yang dijalankan pemerintah, bahasa ini belakangan juga tersebar di pulau-pulau lain di Indonesia seperti Sumatera dan Kalimantan. Bahasa Jawa memiliki beragam dialek, seperti Bahasa Jawa Mataraman di Kediri dan sekitarnya, Bahasa Jawa Suroboyoan di Surabaya dan sekitarnya, dan Bahasa Jawa Ngapak di Purwokerto dan sekitarnya. Selain di Indonesia, Bahasa Jawa juga berkembang di negara-negara lain, dari Malaysia hingga Suriname di benua Amerika.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, hanya ada 14 bahasa daerah yang penuturnya di atas 1 juta orang. Bahasa lain yang memiliki jumlah penutur terbanyak, selain Bahasa Jawa, adalah Bahasa Sunda (sekitar 42 juta orang, tersebar di Jawa bagian barat), Bahasa Melayu (sekitar 13 juta orang, tersebar di sebagian besar Sumatera dan Kepulauan Riau), Bahasa Batak (sekitar 7 juta orang, tersebar di Sumatera Utara), dan Bahasa Madura (sekitar 6,7 juta orang, tersebar di Madura). Sebagian bahasa daerah ini juga dituturkan oleh orang-orang di luar negeri. Ayo siapa yang tetap pakai bahasa daerah pas ke luar negeri, cung! 😀

Namun, Bahasa Indonesia tetaplah yang paling banyak penuturnya di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan turunan dari Bahasa Melayu, yang juga menjadi salah satu bahasa daerah di Indonesia, dan terus berkembang hingga menjadi bahasa pemersatu yang disepakati dalam Kongres Pemuda II tahun 1928. Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa nasional di Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945. Ini membuat Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang tidak mengikuti bahasa penjajahnya sebagai bahasa resmi, mengingat Bahasa Belanda tidak dijadikan bahasa resmi di Indonesia.

Katanya “paling banyak penuturnya”, memang ada berapa banyak sih penutur Bahasa Indonesia? Berdasar laporan Ethnologue: Language of the World edisi 2019, total penutur Bahasa Indonesia adalah sebanyak 199 juta orang. Yups, hampir 200 juta. Hal ini membuat Bahasa Indonesia menjadi bahasa dengan penutur terbanyak ke-11 di dunia. Wow!

Meskipun penutur yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu hanya sebanyak 43.6 juta, kebanyakan penutur Bahasa Indonesia (155,4 juta orang) menempatkan bahasa ini sebagai bahasa kedua, tentu setelah bahasa daerah. Wajar saja, karena Bahasa Indonesia banyak digunakan untuk menghubungkan orang-orang di Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah. Sebagai bahasa pemersatu, Bahasa Indonesia digunakan di berbagai keperluan: mulai dari keperluan informal, berbisnis, media massa, hingga… menulis artikel ini. Hehe.

Banyaknya penutur Bahasa Indonesia membuatnya berpotensi menjadi salah satu bahasa internasional, juga menjadi bahasa yang diminati banyak orang dari berbagai negara. Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi di ASEAN, juga menjadi ‘bahasa kerja’ di Timor Leste. Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah Australia sebagai bagian dari program Languages Other Than English (LOTE). Tahun 2019 lalu di Surabaya, Jawa Timur, sebanyak 150 guru besar dari berbagai negara di Asia mewacanakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah internasional.

Penunjuk arah berbahasa Indonesia dan Inggris. (VIVA.co.id/Fajar GM)

Banyak di antara kita yang menulis dan berbicara menggunakan lebih dari satu bahasa. Ada, misalnya, yang menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali, atau Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar. Ada juga yang mahir lebih dari satu bahasa di samping Bahasa Indonesia, atau bisa jadi ada yang juga biasa menggunakan bahasa yang berasal dari luar Indonesia, seperti Bahasa Inggris. Saking banyaknya, Indonesia pernah dinobatkan sebagai negara dengan jumlah penutur trilingual (tribahasa) terbanyak di dunia, dan negara dengan jumlah orang yang mampu menggunakan dwibahasa terbanyak ketiga di dunia.

Ya, ini seriusan. 17,4% orang Indonesia bisa lancar menggunakan tiga bahasa sekaligus, setidaknya menurut data yang dirilis SwiftKey tahun 2015 lalu. Tiga bahasa yang paling banyak digunakan itu ialah Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris. Indonesia di sini mengalahkan Israel (dengan 11,4%) dan Spanyol (dengan 10,4%). Sementara itu, 57,3% orang Indonesia lancar menggunakan dua bahasa, di bawah Israel (74,7%) dan Mesir (68%).

Daftar 5 besar penutur dwibahasa dan tribahasa terbanyak tahun 2015 (SwiftKey)

Di luar sana, masih banyak lho orang-orang sulit menguasai dua bahasa sekaligus, terutama di negara-negara yang mayoritas berbahasa Inggris. Apalagi tiga bahasa, seperti di Indonesia. Masih menurut SwiftKey, negara yang warganya paling sedikit menguasai tiga bahasa ialah Australia (12,5%), disusul Amerika Serikat (13,8%).

Ada banyak cara yang sudah dilakukan untuk menjaga bahasa-bahasa di Indonesia. Di beberapa daerah di Indonesia sudah ada Balai Bahasa yang menggaungkan Bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa daerah. Pemerintah juga mencoba memperkenalkan Bahasa Indonesia ke berbagai tempat di dunia, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Mesir. Terdapat BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) sebagai media belajar untuk bule-bule yang mau belajar Bahasa Indonesia, lengkap dengan ujian kemampuan mirip TOEFL/IELTS yang bernama UKBI (Ujian Kemampuan Bahasa Indonesia).

Tapi ada yang cukup memprihatinkan: data Kemendikbud menyebut sepanjang 2011-2019, sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia dinyatakan punah. Hal ini disebabkan tidak adanya generasi penerus yang mewarisi bahasa daerah tersebut, sehingga ketika para penutur terakhir meninggal dunia tidak ada yang melanjutkan eksistensi bahasa tersebut. Ini diperparah dengan fakta bahwa 25 bahasa daerah sedang terancam punah. Kalau dibiarkan terus-terusan seperti ini, bukan nggak mungkin kalau keragaman budaya yang kita miliki bisa terkikis.

Apa sih yang sebaiknya kita lakukan? Ada sebuah ‘mantra’ yang bagus buat menjawab ini:

“Utamakan Bahasa Indonesia, Kuasai Bahasa Asing, Lestarikan Bahasa Daerah”

Baik Bahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa asing, semuanya sama-sama layak untuk kita pelajari dan kita perjuangkan. Jadi nggak cuma si dia yang harus diperjuangkan, bahasa juga~

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *