Artikel ini menjelaskan tentang kata ulang atau reduplikasi, mulai dari pengertian, makna, dan jenis kata ulang, serta contohnya.
—
Siapa yang pernah main masak-masakan atau mobil-mobilan? Pasti hampir semuanya pernah, kan. Masak-masakan dan mobil-mobilan memang mainan paling populer untuk anak kecil. Eits artikel ini nggak akan membahas tentang mainan kok. Namun, Kita akan membahas masak-masakan dan mobil-mobilan dari segi bahasa.
Kalian tahu nggak kalau masak-masakan dan mobil-mobilan termasuk kata ulang? Apa yang dimaksud dengan kata ulang? Yuk kita pelajari bersama.
Pengertian Kata Ulang
Kata ulang adalah kata yang dihasilkan dari proses reduplikasi. Apa itu reduplikasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, reduplikasi adalah proses atau hasil dari perulangan kata, baik secara keseluruhan atau sebagian. Jadi, bisa diartikan kata ulang adalah kata yang hasilkan dari proses perulangan bentuk dasarnya.
Contoh kata ulang adalah sebagai berikut:
- teman-teman, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar teman;
- masak-masakan, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar masak;
- mobil-mobilan, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar mobil;
- pepohonan, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar pohon;
- tetamu, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar tamu.
Dari contoh kata ulang di atas, terlihat bahwa pola dari kata ulang tersebut berbeda-beda. Hal ini karena jenis kata ulang ada bermacam-macam. Supaya lebih jelas, berikut akan dijabarkan jenis-jenis kata ulang dalam bahasa Indonesia.
Baca juga: Kata Hubung atau Konjungsi
Jenis-Jenis Kata Ulang
Pembagian kata ulang ada bermacam-macam. Ada yang membagi atau mengelompokkan kata ulang berdasarkan bentuknya. Ada juga yang membagi atau mengelompokkan kata ulang berdasarkan perubahan maknanya. Penjelasan untuk masing-masing kelompok kata ulang adalah sebagai berikut.
Jenis Kata Ulang Bedasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, Rohmadi (2013, 86-94) membagi kata ulang menjadi empat macam.
1. Kata Ulang Dwipurwa (Sebagian)
Kata ulang dwipurwa disebut juga kata ulang sebagian. Jenis kata ulang ini mengalami perulangan pada sebagian kata dasarnya saja, tidak seluruhnya.
Contoh kata ulang dwipurwa atau sebagian adalah sebagai berikut:
- rerumputan, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar rumput;
- lelaki, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar laki;
- tetamu, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasa tamu;
- sesama, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar sama.
2. Kata Ulang Dwilingga (Seluruhnya)
Kata ulang dwilingga adalah kata ulang seluruhnya. Jadi, kata ulang yang termasuk dalam dwilingga adalah kata ulang yang bentuk dasarnya mengalami perulangan seluruhnya, tanpa variasi fonem dan afiksasi.
Contoh kata ulang seluruhnya atau dwilingga adalah sebagai berikut:
- anak-anak, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar anak;
- teman-teman, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar teman;
- langit-langit, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasarnya adalah langit;
- makan-makan, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasarnya adalah makan.
3. Kata Ulang Berimbuhan atau Afiksasi
Sesuai namanya, kata ulang berimbuhan atau afiksasi adalah jenis kata ulang yang bentuk dasarnya mengalami perulangan dan penambahan imbuhan. Penambahan imbuhan tersebut ada yang melekat di depan, ada juga yang melekat di belakang.
Contoh kata ulang berimbuhan adalah sebagai berikut:
- orang-orangan, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar orang;
- berlari-lari, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar lari;
- melihat-lihat, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar lihat;
- tolak-menolak, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar tolak;
- turun-temurun, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar turun;
- kehitam-hitaman, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar hitam.
Sebagai catatan, proses perulangan dan penambahan imbuhan terjadi secara bersamaan, tidak dilakukan secara terpisah.
4. Kata Ulang Berubah Bunyi
Kata ulang berubah bunyi adalah jenis kata ulang yang bentuk dasarnya mengalami perulangan dengan perubahan fonem atau bunyi. Jenis kata ulang ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu kata ulang berubah bunyi dengan variasi vokal dan kata ulang berubah bunyi dengan variasi konsonan.
Contoh kata ulang berubah bunyi dengan variasi vokal adalah sebagai berikut:
- pernak-pernik, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar pernik;
- serba-serbi, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar serba;
- warna-warni, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasar warna.
Contoh kata ulang berubah bunyi dengan variasi konsonan adalah sebagai berikut:
- carut-marut, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasarnya adalah carut.
- lauk-pauk, hasil dari proses reduplikasi dengan bentuk dasarnya adalah lauk.
Baca juga: Preposisi atau Kata Depan
Jenis Kata Ulang Berdasarkan Makna yang Terbentuk
Pembagian yang kedua adalah jenis kata ulang berdasarkan makna yang terbentuk. Berikut adalah jenis-jenis kata ulang yang berdasarkan makna yang terbentuk.
1. Kata Ulang yang Bermakna Mirip
Contoh kata ulang yang bermakna mirip atau menyerupai, yaitu kehitam-hitaman, kemerah-merahan, dan mobil-mobilan.
2. Kata Ulang yang Bermakna Jamak
Contoh kata ulang yang bermakna jamak atau beragam adalah ibu-ibu, buah-buahan, sayur-mayur, dan dedaunan.
3. Kata Ulang yang Bermakna Saling
Contoh kata ulang yang bermakna saling adalah bersalam-salaman, tolong-menolong, beri-memberi, dan tarik-menarik.
4. Kata Ulang yang Bermakna Kolektif atau Bilangan
Contoh kata ulang yang bermakna kolektif adalah satu-satu, dua-dua, dan tiga-tiga.
5. Kata Ulang yang Bermakna Kegiatan
Contoh kata ulang yang bermakna kegiatan adalah masak-memasak.
6. Kata Ulang yang Bermakna Keadaan
Contoh kata ulang yang bermakna situasi atau keadaan adalah mentah-mentah dan hidup-hidup.
7. Kata Ulang yang Bermakna Superlatif
Contoh kata ulang yang bermakna superlatif adalah setinggi-tingginya, seindah-indahnya, dan sekuat-kuatnya.
Kata Ulang Semu
Dalam KBBI, semu berarti tampat seperti asli padahal sebenarnya tidak asli. Jadi bisa dikatakan kata ulang semu adalah kata ulang yang menyerupai dengan kata ulang yang asli. Walaupun bentuknya menyerupai kata ulang, tetapi kelompok ini tidak memenuhi syarat ciri-ciri kata ulang. Hal ini karena bentuk perulangan jenis ini tidak memiliki bentuk dasar sebagai bentuk linguistik. Sederhananya, kata ulang semu tidak memiliki bentuk dasar yang bisa berdiri sendiri.
Contoh kata ulang semu adalah sebagai berikut:
- Kunang-kunang
- Laba-laba
- Onde-onde
Penulisan Kata Ulang Pada Judul
Cara penulisan kata ulang pada judul berbeda-beda, tergantung jenisnya. Ada kata ulang yang ditulis dengan huruf kapital untuk setiap awal huruf. Namun, ada juga kata ulang yang ditulis dengan huruf kapital untuk huruf pertama pada kata pertama saja.
Penulisan Kata Ulang Murni dan Semu
Kata ulang murni adalah jenis kata ulang yang bentuk dasarnya mengalami pengulangan seluruhnya, tanpa perubahan fonem dan afiksasi. Kata ulang murni disebut juga dengan kata ulang dwilingga. Ciri dari kata ulang murni adalah kata pertama dan kata kedua bentuknya sama persis, misalnya bapak-bapak. Di pembahasan sebelumnya, kata ulang murni ini disebut juga dengan kata ulang dwilingga.
Cara penulisan kata ulang murni dan semu pada judul buku, artikel, maupun jurnal ilmiah, yaitu menggunakan huruf kapital pada setiap huruf pertamanya. Contoh penulisannya adalah sebagai berikut:
- Cara Mengembangbiakkan Laba-Laba Langka
- Kecil-Kecil Cabe Rawit
- Kunang-Kunang Kelaparan
Penulisan Kata Ulang Berimbuhan dan Berubah Bunyi
Aturan penulisan kata ulang berimbuhan dan berubah bunyi berbeda dengan kata ulang murni. Cara penulisan kata ulang berimbuhan dan berubah bunyi pada judul buku atau artikel ilmiah adalah menggunakan huruf kapital pada huruf pertama kata pertama saja. Kata kedua pada kata ulang berimbuhan dan berubah bunyi ditulis menggunakan huruf kecil, tidak menggunakan huruf kapital. Contoh penulisannya adalah sebagai berikut:
- Cara Budidaya Sayur-mayur
- Warna-warni Pelangi
- Carut-marut Kehidupan
—
Demikian penjelasan mengenai kata ulang. Dari penjelasan di atas kita tahu bahwa jenis kata ulang ada bermacam-macam dan cara penulisannya pun berbeda-beda. Maka dari itu, saat kita menulis buku, artikel, atau jurnal ilmiah, kita perlu memperhatikan cara penulisan kata ulang tersebut.