Bagaimana cara menulis transkrip wawancara yang benar? Simak cara penulisan transkrip wawancara beserta contohnya di sini.
—
Apa Itu Transkrip Wawancara?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transkrip adalah salinan. Sementara transkripsi adalah pengalihan suara atau tuturan yang berwujud bunyi ke dalam bentuk tulisan atau teks. Jadi, transkrip wawancara adalah pengalihan bentuk dari rekaman suara dalam wawancara.
Cara Penulisan Transkrip Wawancara yang Benar
Sebenarnya cara penulisan transkrip wawancara tergantung dengan kebutuhan. Ada banyak bentuk atau jenis transkripsi. Namun, yang biasa digunakan untuk membuat salinan hasil wawancara ada dua jenis, yaitu transkripsi verbatim dan transkripsi substantif.
Cara Penulisan Transkrip Verbatim
Transkripsi verbatim adalah jenis transkripsi yang menyalin kata demi kata yang diucapkan oleh pembicara. Termasuk kata yang diulang-ulang, gagap, kalimat yang tidak selesai, dan juga filler, seperti nah dan jadi. Bahkan suara nonverbal, seperti suara batuk, bersin, tertawa, dan suara decitan pintu, juga dituliskan dalam transkripsi verbatim. Jadi, tulisan hasil transkripsi verbatim akan sama persis dengan suara yang terdapat dalam rekaman wawancara.
Jenis transkripsi verbatim biasanya digunakan untuk membuat salinan wawancara untuk penelitian kualitatif. Hal ini karena pembaca tidak hanya fokus pada apa yang dikatakan oleh pembicara, tetapi juga bagaimana suasana dan cara pembicara mengatakan setiap perkataan. Transkripsi verbatim juga penting untuk penelitian psikologis guna menginterpretasi perkataan dan tingkah laku seseorang yang memiliki gangguan psikologis.
Contoh Penulisan Transkrip Wawancara Verbatim
Berikut adalah contoh penulisan transkrip wawancara verbatim.
Narasumber [N] : XXX
Pewawancara [P] : XXX
Tanggal Wawancara : mm.dd.yy
Pukul : xx.xx-xx.xx WIB
Lokasi Wawancara : XXX
P : Sejak kapan ibu tinggal di daerah ini?
N : Wah, sudah lama sekali, saya tidak begitu ingat [tertawa]. Sepertinya li-lima belas– eh bukan, sekitar du-dua, iya benar, sekitar dua puluh tahun yang lalu, setelah krisis moneter.
P : Mengapa [batuk], mengapa Ibu memutuskan untuk tinggal di sini?
N : Ya waktu itu karena– ya karena saya waktu itu sedang cari kerja. Jadi, setelah krisis moneter kan harga-harga kan naik, kan ya? Jadi ya saya berusaha cari kerja di daerah sini.
Cara Penulisan Transkrip Substantif
Transkripsi substantif adalah jenis transkripsi yang tidak menyalin semua suara yang ada di dalam rekaman. Transkripsi substantif hanya menyalin dialog-dialog yang penting saja. Kata-kata yang diulang dan gagap akan diabaikan. Suara-suara nonverbal yang ikut terekam juga tidak ikut ditulis. Jadi tulisan hasil transkripsi sudah disesuaikan, sehingga pembaca akan lebih mudah memahami inti dari kalimat yang diutarakan.
Jenis transkripsi substantif biasanya digunakan dalam bidang jurnalistik. Pewawancara biasanya hanya berfokus pada isi dari apa yang diucapkan oleh narasumber. Hal ini karena hasil dari transkrip tersebut biasanya akan dikembangkan menjadi sebuah artikel. Selain dalam wawancara jurnalistik, transkripsi substantif juga biasanya digunakan untuk membuat salinan hasil rapat. Obrolan-obrolan peserta rapat yang tidak sesuai dengan topik biasanya akan diabaikan. Kesalahan bicara para peserta rapat juga akan dikoreksi untuk mempermudah pembaca memahami hasil rapat.
Baca juga: Aplikasi Transkrip Audio to Text
Contoh Transkrip Wawancara Substantif
Berikut adalah contoh transkrip wawancara substantif.
Narasumber [N] : XXX
Pewawancara [P] : XXX
Tanggal Wawancara : mm.dd.yy
Pukul : xx.xx-xx.xx WIB
Lokasi Wawancara : XXX
P : Sejak kapan ibu tinggal di daerah ini?
N : Wah, sudah lama sekali, saya tidak begitu ingat. Sepertinya sekitar dua puluh tahun yang lalu, setelah krisis moneter.
P : Mengapa Ibu memutuskan untuk tinggal di sini?
N : Karena saya waktu itu sedang cari kerja. Setelah krisis moneter harga-harga naik. Jadi saya berusaha cari kerja di daerah sini.
Itu tadi penjelasan mengenai cara penulisan transkrip wawancara yang benar dan contohnya. Sebenarnya, selain dua contoh transkrip di atas, masih ada banyak jenis format penulisan transkrip.
Dari penjelasan di atas, sebenarnya cara menulis transkrip wawancara cukup mudah. Inti dari transkripsi adalah menyalin atau mencatat semua suara yang ada dalam rekaman wawancara. Meski terbilang mudah dilakukan, proses transkripsi membutuhkan waktu yang lama. Apa lagi jika kita tidak terbiasa melakukannya. Nah, jika kamu butuh bantuan jasa transkripsi wawancara, Xerpihan siap membantu.
Aplikasi Transkripsi Online dari Xerpihan
Bagi teman-teman yang membutuhkan bantuan transkrip yang cepat dan akurat, Xerpihan baru saja merilis aplikasi transkripsi terbarunya dengan menggunakan teknologi AI dari OpenAI yang sangat akurat. Kami pun menyediakannya secara gratis dan mudah.
Xerpihan merupakan startup yang menyediakan berbagai layanan bahasa, mulai dari jasa proofreading, jasa terjemah bahasa Inggris, jasa parafrase, jasa subtitle, hingga jasa transkrip. Xerpihan sudah berpengalaman melayani transkripsi untuk berbagai jenis rekaman, mulai dari rekaman rapat, hingga wawancara penelitian. Selain itu, Xerpihan juga menyediakan paket transkripsi premium yang menyediakan jasa transkrip sekaligus terjemah hasil transkrip. Jika kamu berminat, jangan ragu untuk hubungi admin Xerpihan melalui WA (0831 1916 1413) atau email admin@xerpihan.id