Pengertian Puisi Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi

Pengertian Puisi Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi

Apa yang dimaksud dengan puisi? Simak pengertian puisi beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi berikut ini.

Jasa Translate Dokumen

Apa yang Dimaksud dengan Puisi?

Secara garis besar, karya sastra terbagi menjadi tiga genre, yaitu prosa, drama, dan puisi. Sebagai sebuah genre, puisi berbeda dari prosa maupun drama. Salah satu perbedaannya terletak pada kepadatan komposisinya.  Menurut Parrine (1974, 553), puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling padat dan terkonsentrasi. Kepadatan komposisi tersebut ditandai dengan pemakaian sedikit kata, tetapi mengungkap lebih banyak hal. Akibat kepadatan komposisinya, puisi tidak memberikan ruang gerak yang longgar kepada penyair untuk berkreasi secara bebas. Jadi bisa dibilang, puisi merupakan jenis karya sastra yang susunannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna.

Apa Pengertian Puisi Secara Etimologis?

Pengertian Puisi Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi
(freepik.com/marcovector)

Puisi adalah karya sastra yang paling awal ditulis oleh manusia (Waluyo, 2002, 1). Secara etimologis, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeiesis yang berarti pembuatan atau penciptaan. Seiring berjalannya waktu, istilah ini mengalami penyempitan makna menjadi ‘hasil seni sastra’ yang disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan rima, irama, sajak, dan kiasan (Sitomorang, 1980, 10).

Sementara dalam bahasa Inggris, istilah puisi disebut dengan poetry yang erat kaitannya dengan kata poet yang berarti pembuat. Coulter (dalam Tarigan, 1993, 4) mengemukakan bahwa kata poet berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet artinya orang yang mencipta melalui imajinasinya.

Menurut Aminuddin (2004, 134), puisi diartikan sebagai pembuat, pembangun, atau pembentuk karena melalui puisi pada dasarnya seorang penyair telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang memberikan gambaran suasana tertentu, baik lahir maupun batiniah. Pendapat ini didukung oleh Tjahjono (1988, 50) yang menyatakan bahwa dengan menciptakan puisi, maka seorang penyair telah membangun atau membentuk sebuah dunia baru secara fisik maupun batin.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Jasa Proofreading Dokumen

Pengertian Puisi Menurut KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud dengan puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Pengertian Puisi Menurut Rahmat Djoko Pradopo

Dalam bukunya yang berjudul Pengkajian Puisi, Pradopo (2005, 5) memberikan definisi puisi sebagai karangan terikat. Hal ini karena puisi terikat pada banyak baris dalam tiap bait, banyak kata dalam setiap baris, banyak suku kata dalam setiap baris, dan terikat oleh rima serta irama.

Pengertian Puisi Menurut Siswanto

Siswanto menyatakan, pengertian dari puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai media pengungkapnya. Bahasa puisi mempunyai ciri tersendiri, yaitu kemampuannya dalam mengungkapkan sesuatu lebih banyak dan intensif daripada bahasa biasa. Hal ini karena bahasa yang biasa digunakan sehari-hari bersifat lebih informatif praktis agar tidak mengandung ambiguitas. Sementara bahasa yang digunakan dalam puisi biasanya mengandung makna kiasan.

Pengertian Puisi Menurut Suroto

Menurut Suroto (2001, 40), definisi puisi adalah jenis karya sastra yang berbentuk pendek, singkat, dan padat yang dituangkan dari isi hati, pikiran dan perasaan penyair dengan segala kemampuan bahasa yang pekat, kreatif, dan imajinatif.

Pengertian Puisi Menurut Waluyo

Waluyo (dalam Dani, 2013, 9) berpendapat bahwa puisi adalah jenis karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias.

Pengertian Puisi Menurut Mihardja

Mihardja (2012, 18) berpendapat bahwa pengertian puisi adalah seni tertulis yang menggunakan bahasa sebagai estetika tambahan, selain arti semantiknya.

Pengertian Puisi Menurut Dresden

Dresden (dalam Mihardja, 2012, 18) mendefinisikan puisi sebagai sebuah dunia dalam kata. Hal ini karena puisi mengandung cerminan perasaan, pengalaman, dan pengetahuan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah jenis karya sastra yang mengekspresikan ungkapan hati penyair. Ekspresi tersebut berasal dari pemikiran, imajinasi, perasaan ataupun pengalaman penyair yang diwujudkan dalam bahasa yang estetis, padat, dan sarat makna sehingga menimbulkan kesan tertentu bagi pembaca.

Baca juga: Jenis-Jenis Puisi

Unsur-Unsur Puisi

Waluyo (1987, 25) mengatakan bahwa puisi terdiri dari unsur-unsur pembangun. Unsur-unsur pembangun puisi bersifat padu karena tidak dapat berdiri sendiri tanpa mengaitkan unsur yang satu dengan yang lainnya.

Unsur-unsur dalam puisi terbagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang berada langsung di dalam puisi itu sendiri. Sementara unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang berasal dari luar puisi tetapi mempengaruhi isinya.

Unsur Intrinsik Puisi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, unsur intrinsik puisi merupakan unsur yang terdapat di dalam puisi. Unsur intrinsik puisi berpengaruh secara langsung terhadap isi puisi. Menurut Hartoko (dalam Waluyo, 2003, 27) unsur intrinsik puisi terdiri dari unsur tematik atau semantik dan unsur sintaksis. Unsur tematik puisi merujuk pada struktur batin puisi atau dikenal juga sebagai unsur batin puisi. Sementara unsur sintaksis lebih merujuk pada struktur fisik puisi atau dikenal juga sebagai unsur fisik puisi. Macam-macam struktur fisik maupun batin puisi adalah sebagai berikut.

Unsur atau Struktur Fisik Puisi

Puisi disusun dari kata-kata yang indah dan bermakna yang disajikan dalam bentuk bait-bait. Pembaca dapat membedakan puisi dengan karya sastra lain berdasarkan bentuk lahir atau struktur fisik yang terlihat (Rokhmansyah, 2014, 14). Struktur fisik puisi terdiri dari diksi, imajinasi, kata konkret, bahasa figuratif, verifikasi, tipografi, dan enjambemen. Berikut penjelasan dari masing-masing struktur fisik puisi.

1. Diksi

Salah satu struktur fisik puisi yang penting untuk dipelajari adalah diksi. Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair saat membuat puisi. Hal ini karena puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan sedikit kata-kata, tetapi dapat mengungkap banyak hal.

Menurut Siswanto, (2008, 114-115) pemilihan kata dalam puisi berhubungan erat dengan makna, keselarasan bunyi, serta urutan kata. Maka dari itu, kata-kata yang digunakan dalam puisi tidak diletakkan secara acak, melainkan dipilih dan ditata secara cermat. Diksi yang baik, tentunya berhubungan dengan pemilihan kata yang tepat dan kaya akan nuansa makna sehingga bisa mengembangkan daya imajinasi pembaca.

2. Imajinasi (Citraan)

Rokhmansyah (2014, 18) mendefinisikan imajinasi sebagai susunan kata yang bisa mengungkapkan pengalaman sensoris sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dirasakan oleh penyair dalam puisinya. Beberapa jenis imajinasi antara lain:

  • Imaji visual (penglihatan);
  • Imaji auditory (pendengaran);
  • Imaji articulory (mendengar bunyi dan artikulasi tertentu pada bagian mulut saat pembaca membaca puisi);
  • Imaji factual (rasa kulit);
  • Imaji kinestetik (gerakan otot);
  • Imaji organic (rasa badan).

3. Kata Konkret

Struktur fisik puisi selanjutnya adalah kata konkret. Menurut Tarigan (2011, 32), kata konkret adalah kata yang nyata atau benar-benar ada dan bersifat khusus, bukan kata yang abstrak dan bersifat umum. Kata konkret dapat ditangkap dengan indra dan berhubungan dengan imaji sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau suasana yang digambarkan penyair (Rokhmansyah, 2014, 20).

4. Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif disebut juga bahasa kiasan, yaitu bahasa yang menimbulkan efek konotatif atau perumpamaan. Waluyo (1987, 83) mengemukakan bahwa bahasa figuratif umumnya lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksud penyair. Hal ini karena bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan yang imajinatif. Bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga menjadikan puisi lebih nikmat dibaca. Bahasa figuratif juga digunakan penyair untuk menambah intensitas perasaan untuk puisinya. Selain itu, bahasa figuratif juga digunakan penyair untuk menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat.

Jenis bahasa figuratif yang seringkali terdapat dalam puisi antara lain:

  • Simile;
  • Metafora;
  • Alegori;
  • Personifikasi;
  • Hiperbola;
  • Metonimia;
  • Sinekdoke;
  • Ironi.

5. Verifikasi

Di dalam puisi verifikasi terdiri dari rima, ritme, dan metrum. Lebih jelasnya, ketiganya akan diuraikan sebagai berikut.

A. Rima

Rima merupakan persamaan bunyi pada puisi yang terdapat di awal, tengah, maupun akhir baris. Rima dibedakan berdasarkan bunyi, kombinasi bunyi yang dihasilkan, dan letaknya.

Berdasarkan bunyinya, rima dibedakan menjadi:

  • Rima sempurna, jika seluruh suku akhir sama;
  • Rima tak sempurna, jika sebagian suku akhir sama bunyinya;
  • Rima mutlak, bila seluruh bunyi kata itu sama;
  • Asonansi, yaitu perulangan bunyi vokal dalam satu kata;
  • Pisonansi, yaitu bila konsonan yang membentuk kata itu sama, tetapi vokalnya berbeda.

Berdasarkan kombinasi bunyi yang dihasilkan, rima dibedakan menjadi:

  • Eufoni, yakni kombinasi bunyi yang merdu dan indah;
  • Kakofoni, yakni kombinasi bunyi yang memperkuat suasana tidak menyenangkan.

Berdasarkan letaknya, rima dibedakan menjadi:

  • Rima depan, jika kata depan pada permulaan baris sama;
  • Rima tegak, jika kata pada akhir baris sama dengan kata pada permulaan baris berikutnya;
  • Rima datar, jika perulangan itu terdapat pada satu baris.
B. Ritme

Ritme merupakan pertentangan bunyi yang dapat berupa tinggi-rendah, panjang-pendek, dan keras-lemah yang teratur sehingga memberikan kesan indah. Dalam puisi, ritme sangat berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat.

C. Metrum

Metrum adalah irama yang tetap. Artinya, pergantian irama dalam puisi biasanya sudah tetap dan menurut pola tertentu.

6. Tipografi

Menurut Aminuddin (2010, 146), tipografi adalah cara penulisan suatu puisi agar dapat menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual. Selain untuk menampilkan aspek visual, tipografi juga berperan dalam menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu. Bentuk tipografi bermacam-macam, di antaranya dapat berbentuk grafis, kaligrafi, kerucut, dan lainnya sebagainya.

7. Enjambemen

Enjambemen merupakan pemotongan kalimat atau frase di akhir larik, lalu potongan tersebut diletakkan pada awal larik berikutnya. Tujuan dari pemotongan tersebut adalah memberikan tekanan pada bagian tertentu atau sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan bagian berikutnya (Afif, 2010, 22).

Baca juga: Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

Unsur atau Struktur Batin Puisi

Menurut Siswanto (2008, 26), struktur batin puisi adalah wacana teks puisi secara utuh yang maknanya hanya dapat dirasakan melalui penghayatan. Bisa dikatakan bahwa struktur batin puisi merupakan makna sesungguhnya yang ingin diekspresikan penyair lewat puisinya.

Terdapat empat struktur batin puisi, di antaranya sebagai berikut.

1. Tema

Tema adalah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh penyair. Pokok pikiran tersebut berfungsi sebagai landasan utama penyair saat menyusun karyanya. Menurut Waluyo (1987, 107) tema puisi bersifat lugas (tidak dibuat-buat), objektif (bagi semua penafsir), dan khusus (penyair). Hal ini karena tema puisi menjadi penghubung antara penyair dengan konsep-konsep yang terimajinasikan.

2. Rasa

Bisa dibilang, rasa merupakan gambaran perasaan penyair saat menciptakan puisinya. Setiap penyair akan berbeda-beda dalam menciptakan puisi dengan tema yang sama. Hal ini karena perbedaan perasaan penyair terhadap pokok persoalan yang dihadapi.

3. Nada dan Suasana

Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca terkait dengan pokok persoalan dalam puisinya. Setiap penyair memiliki sikap yang berbeda terhadap pembacanya. Ada yang bersikap menasihati, menggurui, menyindir, dan ada juga yang bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sementara suasana merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca atau mendengarkan puisi tersebut. Bisa dibilang, suasana merupakan akibat psikologis yang ditimbulkan puisi tersebut terhadap pembaca (Wauyo, 1987, 125).

4. Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair melalui puisinya. Umumnya, amanat ditulis secara tersirat dibalik kata-kata yang disusun. Maka dari itu, amanat dalam puisi bersifat interpretatif. Artinya, setiap pembaca mempunyai penafsiran makna yang berbeda-beda terhadap sebuah puisi.

Baca juga: Ciri-Ciri Drama dan Unsur-Unsur Intrinsiknya

Unsur-Unsur Ekstrinsik Puisi

Unsur ekstrinsik puisi adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan puisi. Faktor tersebut bersifat subjektif, tergantung dari kondisi sosial, motivasi, atau tendensi yang mempengaruhi penyair dalam membuat puisinya. Jadi bisa dikatakan, unsur ekstrinsik puisi adalah unsur pembangun yang berada di luar puisi, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi isinya.

Unsur ekstrinsik puisi ada bermacam-macam. Menurut Fanani (2000, 77) unsur ekstrinsik puisi meliputi tradisi dan nilai-niali, struktur kehidupan sosial, keyakinan dan pandangan hidup, lingkungan hidup, suasana politik, agama, dan sebagainya. Sementara menurut Wellek dan Warren (dalam Waluyo, 2994, 64), unsur ekstrinsik puisi terdiri dari biografi pengarang, psikologis, sosiologis, dan filosofis.

1. Unsur Biografi

Unsur biografi merupakan latar belakang atau riwayat hidup pengarang. Latar belakang pengarang secara tidak langsung akan berpengaruh dalam pembuatan puisi. Misalnya, jika latar belakang penulis merupakan orang yang pernah mengalami pahitnya hidup, puisi yang dibuat biasanya akan sangat menyentuh hati pembacanya.

2. Unsur Sosial

Unsur Sosial merupakan unsur-unsur puisi yang berkaitan dengan situasi sosial ketika puisi dibuat. Misalnya puisi dibuat ketika masa-masa terakhir orde baru, saat kondisi masyarakat dan pemerintahan sedang kacau. Pada saat itu, kebanyakan puisi yang dibuat berisi sindiran-sindiran terhadap pemerintah dan masyarakat.

3. Unsur Nilai

Puisi juga dipengaruhi oleh unsur nilai yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, hukum, adat-istiadat, dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam puisi akan menjadi daya tarik tersendiri.

Jasa Terjemah Karya Sastra

Itu dia penjelasan mengenai karya sastra puisi, mulai dari pengertian puisi hingga unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Jika kamu ingin menerjemahkan puisi dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya, jangan ragu untuk menggunakan jasa penerjemah Xerpihan. Penerjemah kami sudah berpengalaman menerjemahkan berbagai jenis tulisan, termasuk karya sastra.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *