Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen Beserta Contohnya

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen Beserta Contohnya

Apa saja unsur-unsur cerpen? Simak penjelasan mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen beserta contohnya berikut ini.

Jasa Translate Dokumen

Apa yang Dimaksud dengan Cerpen?

Cerpen atau cerita pendek merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk prosa. Karya sastra jenis ini memusatkan fokus ceritanya pada seorang tokoh yang mengalami satu konflik. Cerpen disebut juga sebagai “cerita yang bisa dibaca hanya sekali duduk’. Hal ini karena tulisannya yang relatif pendek, kurang dari 10.000 kata. Jadi bisa dibaca hanya dalam waktu 15-30 menit.

Baca juga: Struktur Cerpen dan Kaidah Kebahasaannya

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

Jasa Parafrasa

Dalam bukunya yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi, Nurgiyantoro (2009) mengatakan bahwa cerpen sebagai karya sastra memiliki unsur pembangun. Unsur pembangun tersebut terbagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang berada langsung di dalam cerpen itu sendiri. Sementara unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen di luar cerita tersebut. Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen tidak bisa dipisahkan begitu saja karena keduanya saling memengaruhi. Hal ini karena unsur intrinsik cerpen terbentuk akibat pengaruh dari luar (ekstrinsik)

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

Unsur intrinsik cerpen adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerita itu sendiri. Apabila diibaratkan bangunan, unsur intrinsik cerpen adalah komponen atau material yang membentuk bangunan tersebut. Unsur intrinsik terdiri dari berbagai macam.

Kosasih (2014, 117) mengemukakan bahwa terdapat 5 macam unsur intrinsik pembentuk cerpen, yaitu:

  • Penokohan;
  • Latar;
  • Alur;
  • Tema;
  • Amanat.

Sementara menurut Nurgiyantoro dalam Hidayati (2009, 97) unsur-unsur intrinsik cerpen terdiri dari 8 macam, yaitu:

  • Tema;
  • Setting atau latar;
  • Plot atau alur;
  • Point of view atau sudut pandang;
  • Style atau gaya;
  • Karakter atau penokohan;
  • Suasana;
  • Amanat.

Tema

Tema adalah gagasan atau ide yang mendasari suatu cerita. Tema ini merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra.

Tema jarang ditulis secara tersurat oleh pengarangnya. Maka dari itu, untuk bisa merumuskan tema cerpen, pembaca harus memahami rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita secara keseluruhan. Tema dalam cerpen bersifat umum dan biasanya diambil dari lingkungan sekitar, seperti permasalahan yang ada di masyarakat atau kisah pribadi penulis sendiri.

Contoh unsur intrinsik berupa tema pada cerpen Senyum Karyamin ditunjukkan dalam kutipan berikut:

“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh lalu menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu-batu yang tumpah dari keranjangnya.”

“… Dibayangkan istrinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.”

Dari kutipan cerpen tersebut terlihat bahwa kaum kuli, termasuk Karyamin harus bekerja keras demi mencukupi kebutuhan hidup dan hutangnya yang semakin lama semakin menumpuk. Maka dapat disimpulkan bahwa cerpen Senyum Karyamin bertema perjuangan hidup.

Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Menurut Aminudin (2011, 79) tokoh dalam cerpen terbagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang paling sering di ceritakan atau paling banyak muncul di dalam cerita. Sementara tokoh tambahan adalah tokoh-tokoh yang jarang diceritakan atau hanya muncul sesekali dalam cerita.

Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokohnya. Ada beberapa cara yang biasa digunakan pengarang untuk menggambarkan karakteristik tokoh-tokohnya. Berikut beberapa cara penggambaran karakteristik dari tokoh cerpen:

  • Melalui perilaku atau gerak-gerik tokoh;
  • Penggambaran fisik dan sifat yang digambarkan pengarang;
  • Melalui dialog antartokoh yang bersangkutan;
  • Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh;
  • Pengungkapan jalan pikiran tokoh;
  • Penggambaran oleh tokoh lainnya.

Contoh unsur intrinsik berupa penokohan pada cerpen Senyum Karyamin ditunjukkan dalam kutipan berikut.

“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh, lalu menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu-batu yang tumpah dari keranjangnya.”

“Kali ini Karyamin merayap lebih hati-hati. Meski dengan lutut yang sudah bergetar, jemari kaki dicengkeramkannya ke tanah.”

Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa Karyamin adalah orang yang pantang menyerah. Walaupun Karyamin sudah tergelincir beberapa kali, tetapi dia masih tetap terus berjalan.

Latar

Latar atau setting merupakan keterangan yang berkaitan dengan berlangsungnya suatu peristiwa atau kejadian. Menurut Sudjiman (1988, 87) latar adalah segala keterangan, atau petunjuk pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana peristiwa dalam cerita. Jadi latar bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Walaupun masing-masing menawarkan permasalahan berbeda dan bisa dibedakan, tetapi ketiganya saling memengaruhi satu sama lain. Latar tempat merupakan lokasi terjadinya peristiwa yang ada di dalam cerpen. Latar waktu berkaitan dengan waktu, kapan terjadinya peristiwa tersebut. Sementara latar suasana berhubungan dengan perasaan atau suasana saat peristiwa terjadi.

Contoh unsur intrinsik berupa latar tempat pada cerpen Senyum Karyamin ditunjukkan dalam kutipan berikut:

“Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki di parkir di halaman rumahnya.”

Dari kutipan di atas, dijelaskan bahwa Karyamin berhenti di halaman rumah. Jadi latar tempat yang ada dalam cerpen Senyum Karyamin adalah di halaman rumah.

Alur

Menurut Staton (2007, 26) alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Sependapat dengan hal itu, Aminuddin (2012, 83) juga mengemukakan, alur dalam sebuah karya fiksi merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa yang dialami oleh tokoh sehingga menjalin suatu cerita. Alur memiliki dua elemen yang sangat penting, yaitu konflik dan klimaks (Staton, 2007, 31).

Contoh unsur intrinsik alur dalam senyum karyamin adalah beralur maju. Cerita dimulai dengan Karyamin yang memikul keranjang batu kali. Setelah itu munculah masalah ketika Karyamin tergelincir sebanyak dua kali. Suasana menjadi tegang saat teman-teman Karyamin menakutinya mengenai petugas bank. Akibatnya Karyamin membayangkan istrinya yang sedang sakit harus menghadapi petugas bank harian. Klimaksnya adalah saat Karyamin sampai di depan rumahnya dan bertemu dengan Pak Pamong yang meminta dana sumbangan lalu ditanggapi oleh Karyamin dengan tertawa keras-keras hingga akhirnya terjatuh dari atas tebing.

Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Di dalam cerpen, amanat umumnya disampaikan secara tersirat. Amanat di dalam cerpen biasanya berkaitan dengan temanya.

Contoh unsur intrinsik berupa amanat dalam cerpen Senyum Karyamin ditunnjukkan dalam kutipan berikut:

“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh lalu menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu-batu yang tumpah dari keranjangnya.”

“Mereka tertawa bersama. Mereka, para pengumpul batu itu, memang pandai bergembira dengan cara menertawakan diri mereka sendiri. Dan Karyamin tidak ikut tertawa, melainkan cukup tersenyum.”

Tema yang diusung di dalam cerpen Senyum Karyamin tentang perjuangan hidup. Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa mereka, terutama Karyamin adalah orang yang pantang menyerah dalam mencari nafkah. Walaupun Karyamin sudah tergelincir beberapa kali, tetapi dia masih tetap bekerja. Jadi, di dalam cerita tersebut pengarang ingin menyampaikan bahwa kita harus selalu berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi masalah.

Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara pandang penulis dalam menceritakan para pelaku dalam cerpen. Umumnya, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama atau orang ketiga dalam menulis cerpen. Namun, ada juga beberapa penulis yang menggunakan sudut pandang orang kedua.

Contoh unsur intrinsik berupa sudut pandang dalam cerpen Senyum Karyamin terlihat dalam kutipan berikut:

“Meskipun demikian, pagi ini Karyamin sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh lalu menggelinding ke bawah berkejaran dengan batu-batu yangtumpah dari keranjangnya, Dan setiap kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan kawan-kawannya. Mereka para pengumpul batu senang mencari hibran dengan menertawakan diri mereka sendiri.”

Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa pengarang tidak menceritakan tokoh utama dengan menggunakan sudut pandang orang pertama (menggunakan kata “aku”). Pengarang menceritakan tokoh utama dengan menyebutkan namanya. Jadi sudut pandang yang digunakan dalam cerpen Senyum Karyamin adalah sudut pandang orang ketiga.

Gaya

Gaya adalah pemilihan bahasa secara spesifik yang digunakan oleh pengarang dalam menulis cerpen. Gaya bahasa menjadi cara penulis dalam mengungkap pikirannya untuk disusun menjadi suatu cerita.

Ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, antara lain:

  • Citraan atau imaginary adalah serangkaian kata yang fungsinya untuk membangkitkan pengalaman tertentu atau membentuk gambaran mental.
  • Diksi adalah pemilihan kata yang digunakan penulis untuk mengungkapakan pemikirannya dalam sebuah cerita.
  • Sintaksis adalah cara penulis dalam menyusun berbagai kalimat dalam tulisannya.

Baca juga: Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama

Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur di luar cerpen yang secara tidak langsung mempengaruhi ceritanya. Menurut Wellek dan Werren (2013, 71-140), terdapat empat faktor unsur ekstrinsik yang saling berkaitan dalam karya sastra, termasuk cerpen, yaitu:

  • Biografi pengarang;
  • Psikologis;
  • Sosiologis;
  • Nilai yang terkandung di dalam cerpen.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *