Artikel ini akan membahas tentang pengertian homonim, homofon, homograf, dan polisemi serta perbedaan dan contoh kata dari masing-masing.
—
Jika kalian mendengar kata ‘hak’, apa yang kalian pikirkan? Mungkin ada yang berpikir hak sepatu, tapi ada juga yang berpikir hak asasi manusia (HAM). Loh, kok bisa berbeda? Hal ini karena kata ‘hak’ merupakan sebuah homonim. Lantas, apa yang dimaksud dengan homonim?
Jika kalian belum tahu apa itu homonim, baca artikel ini sampai selesai ya. Sebab artikel ini akan menjelaskan pengertian homonim dan perbedaannya dengan homofon, homograf, dan polisemi.
Pengertian Homonim dan Contohnya
Apa Itu Homonim?
Singkatnya, homonim adalah kata yang memiliki makna atau arti yang berbeda tetapi lafal dan ejaannya sama. Jika ditinjau secara etimologis, homofon merupakan serapan dari bahasa Inggris homonym. Kata homonym berasal dari bahasa Yunani homos yang berarti sama dan onyma yang berarti nama. Kedua kata tersebut (homo dan onyma) menghasilkan gabungan kata homonymos yang berarti mempunyai nama yang sama. Seiring berjalannya waktu, kata homonymos kemudian berkembang menjadi homonymon dan diserap ke dalam bahasa latin menjadi homonymum.
Sedangkan menurut KBBI, homonim artinya kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, tetapi memiliki makna berbeda. Hal ini karena kata tersebut sejatinya berasal dari sumber yang berlainan, misalnya hak pada hak sepatu dan hak pada hak asasi manusia.
Contoh Kata Homonim
Supaya lebih paham, contoh homonim lainnya adalah sebagai berikut.
- Rapat (dekat sekali/tidak renggang) – Rapat (pertemuan untuk membicarakan sesuatu)
- Setelah digunakan, jangan lupa kerannya ditutup lagi dengan rapat.
- Para panitia sedang mengadakan rapat untuk persiapan lomba.
- Salam (sapaan) – Salam (jenis tanaman)
- Rika menitipkan salam untuk Rani.
- Daun salam berfungsi untuk menambahkan cita rasa pada masakan.
- Buku (kitab) – Buku (tempat pertemuan dua ruas)
- Nisa suka membaca buku yang bertema bisnis.
- Buku merupakan bagian yang paling keras pada tebu.
- Jangka (rentang waktu) – jangka (alat ukur)
- Misya mengukur diameter tutup botol dengan jangka sorong.
- Jangka waktu peminjaman buku di perpustakan adalah satu minggu.
Pengertian Homofon dan Contohnya
Apa Itu Homofon?
Seperti halnya dengan homonim, kata homofon juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu homos yang berarti ‘sama’ dan phone yang berarti ‘suara atau ucapan’. Kedua kata tersebut bergabung menjadi homophonos yang berarti “berbicara dalam bahasa yang sama; terdengar serempak; dengan suara atau nada yang sama.”
Jika homonim memiliki lafal dan ejaan yang sama, beda lagi dengan homofon. Kata homofon hanya memiliki persamaan lafal, sedangkan ejaan dan maknanya berbeda. Menurut KBBI, arti homofon adalah kata yang sama lafalnya dengan kata lain, tapi berbeda ejaan dan maknanya, seperti masa yang berarti ‘waktu’ dan massa yang berarti ‘ukuran kuantitatif pada besaran fisika’.
Contoh Homofon
Berikut ini adalah contoh homofon, yaitu:
- Sangsi (ragu-ragu) – Sanksi (hukuman)
- Aku masih sangsi dengan berita itu.
- Jika ada murid yang melanggar peraturan akan diberi sanksi.
- Bang (sapaan untuk kakak laki-laki) – Bank (badan usaha dibidang keuangan)
- Bang Riki adalah kakak dari Rika.
- Mawar rutin menabung di bank setiap awal bulan.
Pengertian Homograf dan Contohnya
Apa Itu Homograf
Bisa dibilang, homograf berkebalikan dengan homofon. Jika kata homofon memiliki pelafalan yang sama tapi ejaannya berbeda, sedangkan kata homograf memiliki persamaan dalam hal ejaan tapi pelafalannya berbeda. Jika ditinjau secara etimologis, kata homograf ternyata juga berasal dari Bahasa Yunani, yaitu homos yang berarti ‘sama’ dan grapho yang berarti ‘sesuatu yang tertulis’. Kedua kata tersebut digabungkan menjadi homographos yang berarti dari ‘huruf yang sama’.
Definisi homograf menurut KBBI adalah kata yang mempunyai persamaan ejaan dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya. Contoh dari homograf adalah ‘teras’ (têras) yang berarti ‘inti kayu’ dan teras (tèras) yang berarti ‘bagian rumah’
Contoh Homograf
Berikut ini adalah contoh homofon, yaitu:
- Keset /kèsèt/ (pengesat kaki) – keset /kêsèt/ (malas)
- Keset di rumahku berwarna biru.
- Aku paling keset jika diminta untuk mencabuti rumput.
- Apel /apèl/ (upacara) – Apel /apêl/ (jenis buah)
- Setiap pagi, karyawan diwajibkan untuk mengikuti apel.
- Buah apel adalah buah kesukaanku.
Pengertian Polisemi dan Contohnya
Apa Itu Polisemi?
Setelah membahas mengenai pengertian homonim, homofon, dan homograf, selanjutnya kita akan membahas mengenai pengertian polisemi. Berdasarkan tinjauan etimologis, kata polisemi berasal dari bahasa Yunani poly yang berarti ‘banyak’ dan sema yang berarti. Keduanya digabung menjadi polysemos yang berarti ‘dari banyak arti’. Pada abad pertengahan, Polysemos diserap ke dalam bahasa latin menjadi polysemus yang kemudian pada tahun 1900 diserap juga ke dalam bahasa inggris menjadi polysemy.
Pada KBBI, arti polisemi adalah bentuk bahasa, baik itu kata, frasa, atau yang lainnya, yang mempunyai makna lebih dari satu. Contoh polisemi adalah akar yang bisa berarti ‘akar pohon’ dan ‘akar permasalahan’.
Contoh Polisemi
Berikut adalah contoh polisemi:
- Darah (cairan terdiri dari plasma) – Darah (bakat)
- PMI kehabisan stok darah AB.
- Aktris itu memiliki darah seni yang kental.
- Daun (bagian tanaman yang berhelai-helai) – Daun (bagian barang yang tipis dan lebar)
- Rini memetik daun pepaya untuk dimasak.
- Rumahku memiliki daun pintu berwarna cokelat.
Perbedaan Polisemi dan Homonim
Dari penjelasan sebelumnya, sekilas mungkin polisemi mungkin terlihat sama dengan homonym karena keduanya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama. Namun, jika diperhatikan lagi, keduanya memiliki perbedaan.
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, homonim memiliki makna yang berbeda karena berasal dari sumber yang berlainan. Oleh karena itu, walaupun homonim memiliki ejaan dan lafal yang sama, asal katanya berbeda sehingga maknanya pun berbeda. Sedangkan, polisemi memiliki makna lebih dari satu karena terdapat beberapa konsep dalam pemaknaan suatu kata.
Cara paling mudah untuk mengidentifikasi apakah suatu kata termasuk homonim atau polisemi, yaitu mengeceknya ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Apabila di dalam KBBI kata tersebut dicantumkan lebih dari satu kali, kata tersebut merupakan homonim. Namun, jika kata tersebut dicantumkan hanya satu tapi memiliki arti lebih dari satu, kata tersebut merupakan polisemi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Pada gambar tersebut, kata ‘genting’ dicantumkan dua kali walaupun ejaan dan fonem atau lafalnya sama. Hal ini karena kedua kata tersebut berasal dari sumber yang berbeda. Kata genting yang pertama berarti situasi yang tegang sedangkan kata genting yang kedua berarti tutup atap rumah yang terbuat dari tanah liat.
Pada gambar kedua, kata daun hanya dicantumkan sekali, tapi memiliki arti lebih dari satu. Kata daun bisa berarti bagian pada tanaman yang berhelai-helai dan juga bisa berarti bagian barang yang tipis dan lebar, seperti daun jendela dan daun pintu.
Perbedaan Homonim, Homofon, Homograf, dan Polisemi
Berikut diberikan tabel perbedaan homonim, homofon, homograf, dan polisemi supaya lebih paham mengenai perbedaan keempat ragam bahasa tersebut.
Demikian pembahasan mengenai homonim, homofon, homograf, dan polisemi. Semoga setelah membaca tulisan ini kamu paham perbedaan homonim, homofon, homograf, dan polisemi.
Jika kamu perlu bantuan untuk memeriksa tulisanmu, kamu bisa menggunakan layanan proofreading Xerpihan. Jangan sungkan-sungkan ya 🙂