Apa pengertian teks ulasan dan bagaimana ciri kebahasaannya? Simak pengertian, tujuan, ciri kebahasaan, dan contoh teks ulasan berikut ini.
—
Apa yang Dimaksud dengan Teks Ulasan?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari ulasan adalah kupasan, komentar, atau tanggapan terhadap sesuatu. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ulasan biasanya digunakan untuk mengomentari atau menanggapi suatu karya seperti buku atau film.
Ulasan juga sering disebut sebagai review. Kosasih (2014, 203) mengatakan bahwa ulasan bisa disajikan secara lisan maupun tertulis. Ulasan lisan terhadap suatu film atau buku banyak terjadi dalam obrolan biasa, serta ada juga yang diadakan dalam acara khusus seperti bedah buku atau film. Sementara ulasan yang disajikan secara tertulis disebut dengan teks ulasan. Umumnya, teks ulasan disajikan dalam bentuk artikel yang dimuat di media massa, seperti dalam majalah atau surat kabar.
Apa Pengertian Teks Ulasan Menurut Para Ahli?
Supaya kamu lebih paham mengenai teks ulasan, perhatikan pengertian teks ulasan menurut para ahli berikut ini.
Pengertian Teks Ulasan Menurut Pam Mort
Dalam Writing a Critical Review, Mort (2005, 1) menyatakan bahwa teks ulasan adalah suatu tulisan yang berisi rangkuman dan penilaian sebuah tulisan. Jenis tulisan yang diulas bermacam-macam, bisa berupa buku, bab, atau artikel jurnal. Untuk bisa membuat penilaian yang adil dan rasional, sebelum menulis teks ulasan kita harus mengamati hasil karya tersebut secara detail dan mencari tau hasil karya yang serupa.
Pengertian Teks Ulasan Menurut Knapp dan Megan Watkins
Menurut Knapp dan Watkins (2005, 27), yang dimaksud dengan teks ulasan adalah salah salah satu produk multi-generik dalam genre yang menggunakan pendapat sebagai sarana untuk mengajak pembaca berpikir tentang sudut pandang mengenai karya sastra.
Pengertian Teks Ulasan Menurut Pardiyono
Sementara menurut Pardiyono (2007, 313), yang dimaksud dengan teks ulasan adalah jenis teks yang digunakan untuk memberikan kritik, evaluasi, atau melakukan review terhadap karya cipta intelektual. Isi dari teks ulasan berupa penilaian atas sebuah karya yang dikarang atau diciptakan orang lain.
Pengertian Teks Ulasan Menurut Kosasih
Teks ulasan menurut Kosasih (2014, 204) merupakan hasil interpretasi terhadap suatu karya tertentu. Teks ulasan termasuk ke dalam jenis teks argumentatif karena berisi banyak pendapat berdasarkan interpretasi dari perspektif penulisnya yang didukung oleh fakta-fakta yang ada. Dengan ulasan tersebut, pembaca menjadi terbantu dalam memahami suatu karya. Dalam teks ulasan juga disajikan sinopsis dan analisisnya sehingga pembaca menjadi tahu gambaran umum cerita serta kelebihan dan kekurangannya.
Apa Tujuan Teks Ulasan?
Pada bagian pengertian teks ulasan, sudah dijelaskan bahwa teks ulasan berisi sebuah ulasan atau penilaian terhadap suatu karya. Fungsi teks ulasan bagi pembaca adalah sebagai bahan referensi untuk mendapatkan gambaran kelebihan dan kekurangan suatu karya sastra. Biasanya sebelum memutuskan untuk membeli atau menikmati suatu karya sastra, orang akan membaca ulasannya terlebih dahulu. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekecewaan terhadap suatu karya sastra. Apabila dalam ulasannya suatu karya dinilai layak untuk dinikmati, orang biasanya akan semangat untuk membeli atau menikmatinya. Namun jika dalam ulasannya suatu karya dinilai kurang layak untuk dibeli, umumnya orang tersebut tidak jadi untuk membeli atau menikmatinya. Jadi bisa dibilang tujuan teks ulasan adalah memberikan informasi mengenai kelayakan sebuah karya dengan bahasa yang santun dan sopan.
Hal itu diperkuat dengan pernyataan Isnatun dan Farida (2013, 57), tujuan teks ulasan adalah:
- menyajikan informasi komprehensif mengenai suatu karya;
- memengaruhi penikmat karya untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan fenomena dalam suatu karya;
- memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah karya layak dinikmati atau tidak.
Apa Ciri-Ciri Teks Ulasan yang Membedakannya dengan Teks lainnya?
Supaya lebih memahami apa yang dimaksud dengan teks ulasan, kita juga perlu mengidentifikasi ciri-ciri teks ulasan. Menurut Yustina (2017, 3), yang merupakan ciri-ciri teks ulasan adalah sebagai berikut:
- memuat informasi berdasarkan pandangan atau opini penulis terhadap sebuah karya;
- opini yang ditulis berdasarkan fakta yang diinterpretasikan dari karya tersebut;
- teks ulasan yang mengulas buku atau karya tulis lainnya disebut juga dengan resensi.
Selain ciri umum di atas, teks ulasan juga mempuyai ciri kebahasaan yang membedakannya dengan jenis teks lainnya. Ciri kebahasaan teks ulasan merupakan karakteristik teks yang ditinjau dari segi kebahasaannya, atau sering disebut sebagai kaidah kebahasaan.
Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan
Adapun kaidah kebahasaan teks ulasan adalah sebagai berikut:
1. Mengandung Argumentasi
Teks ulasan berisi penilaian terhadap suatu karya. Dalam teks ulasan biasanya terdapat argumentasi penulis terhadap karya yang diulas. Ciri kebahasaan argumentasi menurut Kosasih (2003, 32) adalah:
- Argumentasi menjelaskan opini, gagasan, dan keyakinan;
- Untuk menguatkan argumentasi, diperlukan suatu fakta berdasarkan karya yang diulas;
- Membutuhkan analisis dan sintesis yang terdapat di dalamnya;
- Sebelum berargumentasi, kita perlu menggali ide dari pengalaman, pengamatan, penelitian, dan keyakinan.
2. Menggunakan Konjungsi
Berdasarkan kaidah kebahasaannya, Isnatun dan Farida (2013, 79) menyatakan bahwa teks ulasan biasanya menggunakan konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah kata hubung yang digunakan menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain agar membentuk paragraf yang padu. Konjungsi ini berfungsi untuk menyatakan sudut pandang, pendapat, atau penolakan penulis terhadap karya yang diulas.
3. Menggunakan Kata Sifat
Menurut Kosasih (2016, 208) salah satu karakteristik teks ulasan adalah banyak menggunakan kata sifat sebagai bentuk penilaian unsur-unsurnya. Contoh kata sifat yang sering digunakan adalah bagus, menarik, kurang, pintar, dan sebagainya.
4. Menggunakan Kata Benda
Kaidah kebahasaan lainnya dari teks ulasan, yaitu menggunakan kata benda (Kemendikbud, 2014, 152). Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, dan benda. Contoh kata benda adalah guru, kucing, dan meja.
5. Menggunakan Kata Kerja
Menurut Kemendikbud (2014, 155) salah satu ciri kebahasaan teks ulasan film adalah menggunakan kata kerja. Yang dimaksud dengan kata kerja adalah jenis kata yang mengandung makna perbuatan atau proses. Kata kerja yang sering digunakan dalam menulis teks ulasan adalah kata kerja material dan rasional (Kosasih, 2014, 97).
6. Menggunakan Metafora
Metafora adalah penggunaan kata maupun kelompok kata yang berbeda dari definisi atau makna sebenarnya, melainkan analogi terhadap dua hal yang berbeda. Contoh metafora adalah tulang punggung, tangan kanan, mengiris hati, dan darah daging.
7. Menggunakan Ungkapan Perbandingan
Kaidah kebahasaan teks ulasan yang terakhir adalah menggunakan ungkapan perbandingan (Kosasih, 2014, 97). Ungkapan ini biasanya digunakan penulis untuk memberikan penilaian suatu karya yang diulas terhadap karya lainnya yang serupa.
Contoh Teks Ulasan
Berikut merupakan contoh teks ulasan film yang dikutip dari Modul Bahasa Indonesia
ZIARAH
- Genre / Jenis Film: Drama
- Sutradara Film: BW Purba Negara
- Rumah Produksi Film: GoodWork
- Penulis Naskah skenario / Novel Film: BW Purba Negara
- Produser Film: BW Purba Negara
- Durasi Film: 1 jam 27 menit
- Tanggal Rilis / Tayang Film: 18 Mei 2017 (Indonesia)
- Negara asal Film: Indonesia
Ziarah telah mendapat penghargaan Best Asian Feature di Salamindanaw Asian Film Festival dan Skenario Terbaik versi Majalah Tempo pada tahun 2016. Selain itu juga turut masuk sebagai nominasi Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia, sutradara terbaik di ASEAN International Film Festival and Awards, Piala Dewantara di Apresiasi Film Indonesia, dan program kompetisi di Jogja-NETPAC Asian Film Festival. Sementara tokoh utama film ini, yaitu Ponco Sutiyem menjadi kandidat aktris terbaik.
Film Ziarah disutradarai BW Putra Negara, alumnus Filsafat UGM, ini bercerita mengenai pencarian. Bagi Mbah Sri berziarah merupakan proses pencarian sang suami, Prawiro Sahid, yang tidak kembali setelah 70 tahun pamit pergi untuk membela negara. Proses pencarian ini membawanya kepada narasi-narasi baru di luar pengetahuan dirinya mengenai sosok Prawiro. Narasi-narasi ini membingungkan dirinya. Ada yang mengatakan bahwa Prawiro adalah sosok pahlawan karena ia berani mengorbankan dirinya menjadi umpan agar pasukan Militer Belanda mau ke luar dari sarangnya. Sementara itu, orang lain yang ditemuinya mengatakan berbeda, ia meninggal karena ditembak yang dikiranya dikira sebagai mata-mata Belanda.
Melalui penjelasan dan petunjuk anggota masyarakat yang ditemuinya, di Waduk Kedung Ombo, yang dahulu merupakan desa Kweni, inilah kemudian Mbah Sri menaburkan bunga di tengah-tengah persis di mana sang suami konon dikuburkan sebagai pahlawan di kuburan yang dahulu bernama Alas Pucung. Usai menaburkan bunga melalui perahu di tengah Waduk tersebut, ia diajak pulang oleh cucunya.
Setelah kembali ke rumah, Mbah Sri mendapatkan informasi bahwa Prawiro ternyata memiliki dua keris yang bisa mengantarnya menemukan sang suami. Namun, dalam pencariannya, Mbah Sri disesatkan oleh Abdi. Dari sini alur cerita yang awalnya monoton dengan iringan musik yang menyayat menjadi tegang. Alih-alih menemukan kuburan dan batu nisan Prawiro seorang diri yang meninggal pada tahun 1985, ia justru menemukan kuburan tersebut bersanding dengan kuburan yang lain, persis di sampingnya, bernama Sutarmi Prawiro, meninggal tahun 1987. Proses pencarian dan ingatan mengenai suami yang dicintainya selama ini ternyata tidak meninggal. Sebaliknya, saat perang usai, Prawiro tidak kembali ke rumah, tetapi merajut kehidupan baru dengan menikah dengan perempuan lain.
Film berjalan lambat di awal. Adegan cucu Mbah Sri yang sibuk hendak membangun rumah tangga dengan kekasihnya terlalu menyita waktu. Namun, sutradara membangun alur cerita secara dramatik, penonton dibuat bertanya-tanya mengenai akhir dari fi lm ini. Penggunaan latar biasa dan sederhana yaitu suasana pedesaan, kampung-kampung, sawah, dan jalan-jalan yang tak beraspal. Tetapi hal tersebut seakan-akan membawa penonton terlibat dalam cerita. Film ini menggunakan bahasa jawa sebagai pengantar. Melalui fi lm ini, BW menegaskan kembali mengenai makna ziarah yang selama ini dipahami. Selain bermakna spiritual, ziarah itu merupakan perjalanan orang dengan kemampuannya sendiri untuk berdamai dengan masa lalu. Dengan kata lain, masa lalu memang perlu diingat, tetapi tidak boleh dijadikan beban yang memenjarakan orang.
Sumber:
- http://pmb.lipi.go.id/resensi-fi lm-ziarah-ingatan-tentang-perang-luka-dan-kepasrahan/
- http://balepoint.com/ulasan-fi lm-ziarah-fi lm-sederhana-dengan-plot-yang-tidak-sederhana/