Artikel ini akan membahas seputar penerjemahan, mulai dari pengertian penerjemahan, jenis-jenisnya, hingga metodenya.
—
Penerjemahan bahasa adalah salah satu kegiatan yang penting untuk menunjang komunikasi manusia. Hal ini karena bahasa yang digunakan oleh manusia berbeda-beda di setiap daerah maupun negara sehingga tidak semua orang akan mengerti dengan apa yang kita ucapkan. Maka dari itu, perlu adanya penerjemahan untuk membantu kita berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa dengan kita.
Dalam artikel ini akan dibahas mengenai teori penerjemahan bahasa, mulai dari definisi penerjemahan secara etimologis, pengertian penerjemahan menurut para ahli, jenis-jenis penerjemahan, dan metode penerjemahan.
Definisi Penerjemahan
Secara etimologis, kata penerjemahan adalah turunan dari kata terjemah yang merupakan serapan dari bahasa Arab ‘tarjamah’ (berarti: memindahkan atau mengalihkan). Dalam bahasa Inggris, kata penerjemahan disebut dengan ‘translation’.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, kata penerjemahan berarti proses atau perbuatan pengalihbahasaan. Bahasa yang akan diterjemahkan umumnya disebut bahasa sumber sedangkan bahasa yang menjadi tujuan penerjemahan disebut bahasa sasaran. Orang yang melakukan penerjemahan disebut penerjemah, sedangkan hasil dari proses penerjemahan dinamakan terjemahan.
Pengertian Penerjemahan Menurut Para Ahli
Supaya lebih paham dengan istilah penerjemahan, berikut definisi penerjemahan menurut beberapa ahli.
1. Pengertian Penerjemahan Menurut David Crystal
David Crystal, seorang pakar linguistik, mendefinisikan penerjemahan sebagai istilah netral yang merujuk pada kegiatan mengubah makna ungkapan dalam bahasa sumber ke dalam ke bahasa yang lain. Media penerjemahan yang digunakan bisa lisan, tulisan, maupun tanda atau isyarat.
2. Pengertian Penerjemahan Menurut Brislin
Brislin berpendapat, penerjemahan adalah pengalihan pesan dan gagasan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik itu dalam bentuk tulisan maupun lisan.
3. Pengertian Penerjemahan Menurut Newmark
Dalam bukunya yang berjudul A Textbook of Translation, Newmark (1988) menyatakan penerjemahan adalah pengalihan makna suatu teks dari satu bahasa ke bahasa yang lain sesuai dengan yang dimaksud pengarang.
4. Pengertian Penerjemahan Menurut Catford
Menurut Catford, definisi penerjemahan adalah proses penggantian materi teks bahasa sumber dengan padanan materi teks dalam bahasa lain.
5. Pengertian Penerjemahan Menurut Nida & Taber
Sementara itu, Nida dan Taber (1969), dalam bukunya yang berjudul The Theory and Practice of Translation mendefinisikan penerjemahan sebagai kegiatan untuk mencari padanan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dengan catatan, padanan yang digunakan memiliki makna paling dekat dengan bahasa sumber dalam konteks bahasa dan budaya.
Dari beberapa pengertian penerjemahan di atas, dapat kita lihat bahwa para ahli memberikan batasan yang berbeda-beda untuk istilah penerjemahan (translation). David Crystal memberikan batasan penerjemahan (translation) berlaku untuk lisan, tulisan, dan simbol atau isyarat. Sedangkan Brislin memberikan batasan penerjemahan (translation) berlaku untuk lisan dan tulisan. Lain lagi dengan Newmark dan Catford yang memberikan batasan istilah penerjemahan (translation) hanya untuk tulisan.
Para ahli mendefinisikan penerjemahan secara berbeda-beda. Namun secara umum, istilah penerjemahan berarti proses alih bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dalam proses alih bahasa tersebut harus menggunakan padanan kata yang memiliki makna paling dekat dengan bahasa sumber, terutama dalam konteks bahasa dan budaya.
Jenis Penerjemahan Bahasa
Para pakar berbeda pandangan dalam mengklasifikasikan penerjemahan. Masing-masing mengklasifikasikan pernerjemahan berdasarkan aspek yang berbeda. Maka dari itu, ragam penerjemahan berbeda-beda, tergantung dari aspek apa yang dilihat. Artikel ini akan membahas jenis-jenis penerjemahan berdasarkan aspek kebahasaan, tujuan penerjemahan, dan media yang digunakan.
Jenis Penerjemahan Berdasarkan Aspek Kebahasaan
Berdasarkan aspek kebahasaan, Jacobson (1959) membagi penerjemahan menjadi tiga, yaitu penerjemahan intrabahasa (intralingual translation), penerjemahan antarbahasa (interlingual translation), dan penerjemahan intersemiotik (intersemiotic translation).
- Penerjemahan intrabahasa adalah proses alih bahasa dari satu bahasa verbal dengan bahasa verbal yang lain dalam bahasa yang sama. Biasanya penerjemahan ini digunakan untuk mengubah suatu kata yang kurang familier ke dalam kata yang lebih mudah dimengerti oleh pembaca. Contoh dari penerjemahan intrabahasa adalah mengubah puisi menjadi prosa.
- Penerjemahan antarbahasa adalah penerjemahan bahasa verbal dari satu bahasa ke bahasa lain. Ini adalah jenis penerjemahan yang selama ini kita kenal. Contoh dari terjemahan antarbahasa adalah novel bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
- Penerjemahan intersemiotik adalah proses alih bahasa dari bahasa verbal ke bahasa nonverbal, seperti bahasa isyarat atau tanda. Contoh dari penerjemahan intersemiotik adalah penambahan bahasa isyarat dalam siaran berita di televisi Indonesia.
Jenis Penerjemahan Berdasarkan Aspek Tujuan Penerjemahan
Sementara itu, Brislin (1976, 3-4) membagi penerjemahan menjadi empat jenis berdasarkan rumusan Casagrande, yaitu pragmatis, estetis-puitis, etnografis, dan linguistik.
- Penerjemahan pragmatis adalah penerjemahan yang menekankan pada ketepatan pesan atau informasi, sehingga pesan dari bahasa sumber harus dijelaskan dengan benar. Jenis penerjemahan ini biasanya digunakan untuk menerjemahkan dokumen teknis seperti informasi perbaikan mesin.
- Penerjemahan estetis-puitis adalah penerjemahan yang mengutamakan konsep estetika bahasa sumber, meliputi emosi, perasaan, dan perasaan. Jenis penerjemahan ini biasanya digunakan untuk menerjemahkan karya sastra, seperti puisi, drama, dan novel.
- Penerjemahan etnografis adalah penerjemahan yang mengutamakan konteks budaya, sehingga penerjemah harus memahami budaya dari bahasa sumber maupun bahasa sasaran.
- Penerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang mengutamakan padanan makna dan gramatika dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Contoh dari penerjemahan linguistik adalah bahasa dalam program komputer.
Jenis Penerjemahan Berdasarkan Media yang Digunakan
Seperti yang sudah disinggung di awal bahwa para pakar berbeda pendapat dalam batasan kata penerjemahan (translation). Ada yang berpendapat bahwa kata translation mengacu pada semua penerjemahan, baik yang menggunakan media tulis, lisan maupun Isyarat. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kata translation hanya digunakan untuk penerjemahan dengan media tulis. Maka dari itu, beberapa pakar penerjemah membagi penerjemahan menjadi dua jenis berdasarkan media yang digunakan, yaitu penerjemahan tulisan dan penerjemahan lisan. Dalam bahasa Inggris, penerjemahan tulis disebut dengan translation, sedangkan penerjemahan lisan disebut dengan interpretation atau interpreting. Orang yang melakukan penerjemahan lisan disebut dengan interpreter.
Baca juga: Mengenal Machine Translation Tools yang Menjadi Dasar Google Translate
Metode Penerjemahan Bahasa Menurut Newmark
Metode penerjemahan adalah cara sistematis yang digunakan untuk melakukan penerjemahan. Dalam bukunya yang berjudul A Textbook of Translation, Newmark (1998) membagi metode penerjemahan menjadi dua golongan, yaitu metode penerjemahan yang berorientasi pada sumber dan metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran. Metode ini dikenal dengan diagram V karena membentuk huruf V seperti gambar berikut.
Metode Penerjemahan yang Berorientasi pada Bahasa Sumber
1. Penerjemahan Kata per Kata (Word-for-word Translation)
Dalam metode penerjemahan kata demi kata, kalimat akan diterjemahkan satu demi satu kata secara berurutan tanpa memperhatikan konteksnya. Metode ini tidak cocok digunakan untuk menerjemahkan teks yang mengandung istilah budaya karena metode ini akan menerjemahkan istilah tersebut secara harfiah.
Metode ini cocok digunakan jika bahasa sumber dan bahasa sasaran memiliki struktur yang sama. Menurut Newmark (1998, hlm.46), metode ini juga bisa digunakan pada tahap awal penerjemahan (pre-translation) untuk memahami teks yang sulit. Dengan catatan, setelah menggunakan metode ini, hasil terjemahan tersebut perlu direkonstruksi ulang agar menjadi sebuah terjemahan yang sesuai.
2. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)
Metode penerjemahan harfiah hampir sama dengan metode penerjemahan kata demi kata, yaitu tidak memperhatikan konteks. Penerjemahan harfiah juga bisa digunakan dalam tahap awal penerjemahan (pre-translation) untuk memahami teks yang sulit. Perbedaan metode ini dengan metode sebelumnya, yaitu metode ini sudah berusaha mengubah struktur bahasa sumber menjadi bahasa sasaran.
Penerjemahan harfiah, menurut Newmark (1998), biasanya digunakan untuk menerjemahkan istilah budaya yang meliputi, ekologi, benda budaya (artefak), budaya sosial, organisasi, adat, kegiatan, prosedur, dan konsep, serta politik dan tata kelola. Dalam menerjemahkan istilah budaya tersebut, penerjemah harus berpegang teguh pada maksud dan tujuan penulis.
3. Penerjemahan Setia (Faithful Translation)
Penerjemahan setia berusaha mempertahankan bentuk atau format bahasa sumber. Meskipun begitu, metode penerjemahan ini sudah mencoba membentuk makna konstektual. Metode ini cocok digunakan untuk teks yang memiliki bentuk dan format yang setia dengan bahasa sumber, seperti teks hukum. Metode ini tidak cocok digunakan untuk menerjemahkan cerita anak karena akan menghasilkan terjemahan yang kaku dan kurang sesuai dengan budaya sasaran.
4. Penerjemahan Semantik (Semantic Translation)
Penerjemahan semantik lebih luwes dari pada penerjemahan setia. Menurut Newmark (1998), metode penerjemahan semantik memperhatikan nilai estetis teks sumber sehingga teks hasil terjemahan juga harus terlihat indah dan natural. Selain memperhatikan nilai estetis dan kewajaran teks sumber, penerjemahan semantik juga berkompromi pada tataran makna jika diperlukan. Metode ini menerjemahkan istilah budaya dengan kata yang netral. Misalnya kata ‘federal question’ diterjemahkan menjadi perkara di bawah yurisdiksi pengadilan federal.
Baca juga: Aplikasi Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia Gratis
Metode Penerjemahan yang Berorientasi pada Bahasa Sasaran
1. Penerjemahan Adaptasi (Adaptation)
Bisa dibilang adaptasi adalah metode penerjemahan yang bertolak belakang dengan metode penerjemahan kata demi kata. Jika metode penerjemahan kata demi kata berorientasi pada bahasa sumber, metode adaptasi berorientasi pada bahasa sasaran. Metode ini menekankan pada pesan yang ingin disampaikan. Adaptasi biasanya digunakan untuk menyadur sebuah drama atau komedi. Pada penerjemahan ini, budaya sumber digantikan dengan budaya sasaran.
2. Penerjemahan Bebas (Free Translation)
Hampir sama dengan adaptasi, metode penerjemahan bebas juga menekankan pada pesan yang ingin disampaikan. Perbedaannya adalah metode penerjemahan bebas tidak mengganti budaya bahasa sumber dengan budaya bahasa sasaran. Metode ini hanya mementingkan pesan teks sumber, tapi tidak memperhatikan bentuk dan estetika teks hasil terjemahan, sehingga metode ini tidak cocok digunakan untuk menerjemahkan puisi. Biasanya penerjemahan bebas ini berbentuk parafrasa yang bisa lebih panjang atau lebih pendek dari teks aslinya.
3. Penerjemahan Idiomatis (Idiomatic Translation)
Penerjemahan idiomatis bertujuan mereproduksi pesan dalam teks bahasa sumber. Namun, metode ini cenderung mendistorsi nuansa makna jika teks sumber menggunakan idiom yang tidak terdapat dalam bahasa sasaran. Maka dari itu, biasanya ungkapan idiomatis tersebut diterjemahkan seperti ungkapan biasa.
4. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation)
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual bahasa sumber agar aspek kebahasaan dan isi mudah dipahami oleh pembaca teks bahasa sasaran. Jika penerjemahan bebas fokus pada makna tanpa melakukan penyesuaian dengan budaya sasaran, metode penerjemahan komunikatif masih menghadirkan unsur budaya sumber walaupun tidak terikat.
Baca juga: Jasa Penerjemah Dokumen Bahasa Inggris – Indonesia Murah
Dari semua metode penerjemahan di atas, seorang penerjemah dapat memilih metode mana yang akan digunakan. Penentuan metode yang digunakan tergantung dari audience design dan need analysis yang berorientasi pada calon pembaca atau klien supaya hasil terjemahan yang dihasilkan akurat dan mudah dipahami oleh pembaca.
whoah this blog is wonderful i really like reading your articles. Keep up the great paintings! You realize, a lot of people are hunting round for this info, you could help them greatly.
I have read so many posts about the blogger lovers however this post is really a good piece of writing, keep it up
https://www.philadelphia.edu.jo/library/directors-message-library
Hey, great blog, but I don’t understand how to add your site in my rss reader. Can you Help me please?
I have read your excellent post. This is a great job. I have enjoyed reading your post first time. I want to say thanks for this post. Thank you…