Licentia Poetica: Aturan dan Contoh penggunaan

Licentia poetica lisensi puisi

Apa itu licentia poetica?

Licentia poetica merupakan hal yang ada dalam dunia sastra dan seni. Semisal kita membaca puisi, barangkali kita pernah menemui adanya hal ini.  Dalam dunia puisi, licentia poetica terdapat pada keistimewaan struktur bahasa. Lantas, mengapa ia dapat dikatakan sebagai keistimewaan?

Menurut KBBI, licentia poetica adalah kebebasan dalam mengubah atau mengabaikan aturan-aturan bahasa untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia istilah ini disebut lisensi puitika.

Licentia poetica berasal dari dua kata latin, yaitu “licentia” dan “poeta”. “Licentia” artinya “diizinkan”, dan “poeta” artinya puisi. Oleh karena itu, secara harfiah berarti “lisensi puisi” atau izin dalam berpuisi. Dalam hal ini, artinya seorang sastrawan atau penyair diberi kebebasan untuk menulis puisi tanpa memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku.

Secara umum, licentia poetica dapat didefinisikan sebagai kebebasan seorang sastrawan untuk menyimpang dari kenyataan, dari bentuk atau aturan konvensional, untuk menghasilkan efek yang dikehendaki. Selanjutnya, penyimpangan yang sengaja dilakukan bertujuan untuk menciptakan puisi yang berirama atau bermakna dalam. Penyimpangan ini bisa berupa pengubahan sintaksis (susunan kata dan frasa), pembalikan sintaksis, pengubahan diksi, dan lain sebagainya.

Contoh Penggunaan

Agar lebih paham, simak puisi yang mengandung penyimpangan yang berikut ini.

Tentang Seseorang

Karya: Rako Prijanto

Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku

Ku lari ke pantai, kemudian teriakku

Sepi-sepi dan sendiri

Aku benci, aku ingin bingar

Aku mau di pasar

Bosan Aku dengan penat,

Dan enyah saja kau pekat

Seperti berjelaga jika Ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai,

biar mengaduh sampai gaduh,

Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,

Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?

Dapatkah Anda memahami puisi tersebut? Salah satu contoh licentia poetica dapat kita ambil pada bait ke 1 dan 2. Jika kita perhatikan terdapat penyusunan diksi yang tidak semestinya, ini merupakan sebuah modifikasi tata bahasa. Kemudian, pada bait ke-12 terdapat kerancuan kalimat, ini juga dapat dianggap sebagai licentia poetica.

Aturan Penggunaan

Terdapat beberapa tujuan ketika seorang penyair atau sastrawan menggunakan licentia poetica. Tujuan ini yang menjadi keistimewaan tersebut. Pertama, penyair ingin menyampaikan pengalaman puitisnya dengan memanfaatkan kekuatan emosi dan intuisi daripada rasionalitas dan basis ilmu. Ini dilakukan karena puisi sengaja dibuat untuk membangkitkan alam bawah sadar pembaca.

Alam bawah sadar dapat dibangkitkan dengan dengan emosi dan intuisi. Oleh karena itu, puisi yang mengandung licentia poetica dianggap tidak mengikuti kaidah bahasa. Kedua, penyair ingin membuat sajak yang bersifat pendek dengan menghilangkan unsur yang dianggap mengganggu pelantunan irama puisi. Ketiga, kemampuan penyair dalam menguasai suatu bahasa. Seorang sastrawan tidak akan mampu memanipulasi bahasa untuk menghasilkan efek tertentu apabila ia tidak menguasai bahasa dengan baik.

Licentia poetica tidak dapat digunakan untuk menulis secara sembarangan. Seharusnya ini digunakan untuk mendapatkan efek artistik tertentu, yaitu memperindah, memperkuat, dan memperkaya makna. Oleh karena itu, licentia poetica tidak bisa menjadi alasan pembnaran dari kesalahan aransemen dan nalar. Kemudian, terdapat tiga hal yang harus dipenuhi dalam penyimpangan yaitu efek, metafora, dan kelogisan.

Licentia Poetica Bagi Pekerja Kreatif

Licentia poetica erat kaitannya dengan hak atau kebebasan seorang penyair, seniman atau pekerja kreatif untuk melanggar aturan tata bahasa, konvensi sastra, atau norma-norma lainnya dalam karya mereka. Dalam konteks seni dan kreativitas, konsep ini lebih umum dikenal sebagai “kebebasan kreatif” atau “kebebasan seni.” Seperti halnya pada pekerja kreatif, mereka juga menggunakannya. Pekerja kreatif ini merujuk pada pekerjaan yang berhubungan dengan seni dan kreativitas.

Desainer grafis, copywriter, scripwriter, content writer, pelukis, penyanyi, sound engineer, fashion desainer, art director, fotografer, videografer, voice over artis, make up artis dan lain sebagainya adalah pekerja kreatif yang dimaksud.

Para pekerja kreatif yang ingin menggunakan licentia poetica perlu mengingat bahwa kebebasan kreatif juga memiliki batas-batas. Terlalu banyak kebebasan tanpa dasar atau alasan yang kuat dalam karya dapat menimbulkan kekaburan yang tidak dapat dimengerti. Oleh karena itu, seniman kreatif sering berurusan dengan pertimbangan antara kebebasan kreatif dan komunikasi efektif bagi audiens mereka.

Tujuan dan Manfaat

  • Eksperimen Bahasa

Pekerja kreatif seperti penyair, penulis, pelukis, atau musisi sering menggunakan kebebasan kreatif untuk menggabungkan kata, warna, atau suara dengan cara yang tidak konvensional atau tidak biasa. Oleh karena itu, mereka dapat menciptakan bahasa baru, gaya lukisan yang unik, atau eksperimen dengan musik yang tidak mengikuti aturan tradisional.

  • Ekspresi Pribadi

Kebebasan kreatif memungkinkan pekerja kretaif untuk mengekspresikan diri secara lebih bebas dan pribadi. Mereka dapat menggambarkan perasaan, pemikiran, atau pengalaman mereka dalam cara yang lebih unik dan individual, tanpa harus terikat oleh konvensi atau norma yang ketat.

  • Inovasi dan Pengembangan Seni

Dengan memanfaatkan licentia poetica, pekerja kreatif dapat mendobrak batas-batas seni dan menciptakan karya-karya yang inovatif. Alhasil, kebebasan ini dapat memunculkan ide-ide baru dan konsep-konsep yang revolusioner dalam seni.

  • Menghadirkan Realitas Alternatif

Pekerja kreatif menggunakan kebebasan kreatif untuk menciptakan dunia atau realitas alternative (baru) dalam karya mereka. Mereka dapat mengeksplorasi imajinasi dan menghadirkan cerita dengan bentuk yang berbeda dari kenyataan.

  • Pesan dan Makna Tersirat

Pekerja kreatif menggunakan kebebasan kreatif untuk menyampaikan pesan atau makna yang tersembunyi atau tersirat. Ini memungkinkan audiens untuk berpartisipasi dalam penafsiran karya tersebut guna menggali makna yang lebih dalam.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *