Apa saja jenis-jenis puisi dan bagaimana ciri-cirinya? Jika kamu penasaran, simak jenis-jenis puisi beserta ciri dan contohnya berikut ini.
—
Apa Itu Puisi?
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang populer sampai sekarang. Menurut Suroto (2001, 40) puisi adalah jenis karya sastra yang berbentuk pendek, singkat, dan padat yang dituangkan dari isi hati, pikiran, dan perasaan penyair dengan segala kemampuan bahasa yang pekat, kreatif, dan imajinatif.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi didefinisikan sebagai ragam karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Akan tetapi, definisi tersebut kurang relevan untuk jenis puisi saat ini. Awalnya, puisi memang terikat oleh aturan seperti jumlah suku kata, bait, serta rima dan irama. Dalam perkembangannya, puisi saat ini cenderung lebih bebas dan tidak terikat oleh aturan jumlah bait dan suku kata.
Baca juga: Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi
Jenis-Jenis Puisi
Para ahli mengelompokkan jenis puisi menjadi berbagai macam, tergantung dari aspek yang dilihat. Apabila ditinjau dari perkembangannya dalam sejarah sastra, puisi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu puisi lama, puisi modern, dan puisi mutakhir (Djamaris dalam Setyawati dkk, 2004, 211). Jika ditinjau berdasarkan cara penyair dalam mengungkapkan gagasannya, puisi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif (Waluyo, 1991, 135-137).
Jenis-Jenis Puisi Berdasarkan Perkembangan Sejarahnya
Menurut Djamaris (dalam Setyawati dkk, 2004, 211) puisi dikelompokkan menjadi tiga jenis jika ditinjau dari perkembangannya dalam sejarah sastra, yaitu puisi lama, puisi modern, dan puisi mutakhir.
Puisi Lama
Puisi lama adalah jenis puisi yang terikat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wirjosoedarmo (1984, 51) yang menyatakan puisi adalah karangan yang terikat oleh jumlah baris tiap bait, suku kata tiap baris, rima, dan irama. Jenis puisi lama ada bermacam-macam, di antaranya mantra, pantun, talibun, syair, dan gurindam.
Baca juga: Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis Hikayat
Jenis-Jenis Puisi Lama dan Contohnya
Djamaris (dalam setyawati dkk, 2004, 211) mengemukakan bahwa puisi lama dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu mantra, pantun, talibun, syair, dan gurindam.
Mantra
Menurut Djamaris (dalam Setyawati dkk, 2004, 211) mantra adalah jenis puisi yang paling tua dalam sastra. Pada awalnya, mantra diciptakan dalam kepercayaan animisme dan dinamisme untuk dibacakan dalam acara ritual kebudayaan. Misalnya, saat acara berburu, mengumpulkan hasil hutan, menangkap ikan, serta untuk membujuk hantu-hantu yang baik dan menolak hantu-hantu yang jahat.
Ciri-Ciri Puisi Lama Berbentuk Mantra
Menurut Waluyo (1991, 8) ciri-ciri puisi lama yang berbentuk mantra adalah:
- Kata-kata yang digunakan dipilih dengan saksama;
- Bunyi-bunyi diusahakan berulang-ulang dengan tujuan memperkuat daya sugesti kata;
- Banyak digunakan kata-kata yang kurang umum dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan memperkuat daya sugesti kata;
- Mantra menimbulkan efek bunyi yang bersifat magis jika dibacakan oleh pawang ahli secara keras.
Contoh Puisi Lama Berbentuk Mantra:
Berikut adalah contoh puisi lama berbentuk mantra yang dikutip dari Hooykaas (1952, 19).
Assalamualaikum anak cucu hantu pemburu Yang diam di rimba sekampung Yang duduk di ceruk banir Yang bersandar di pinang burung Yang berteduh di bawah tukas Yang berbulukan daun resam Yang bertilamkan daun lirik Yang berbuai di medan jelawai Tali buaya semambu tunggal Kurnia Tengku Sultan Berumbingan Yang diam di Pagaruyung Rumah bertiang terus jelatang Rumah berbendul bayang-bayang Bertaburkan batang purut-purut Yang berbulu roma sungsang Yang menaruh jala lalat Yang bergendang kulit tuma Janganlah engkau mungkir setia padaku Matilah engkau ditimpa daulat empat penjuru alam Mati ditimpa malaikat yang empat puluh empat Mati ditimpa tiang Ka’bah Mati disula besi kawi Mati dipanah halilintar Mati disambar kilat senja Mati ditimpa Qur’an tiga puluh juz Mati ditimpa kalimah
Pantun
Pantun adalah jenis puisi lama yang terikat dengan aturan tertentu. Meskipun tergolong puisi lama, tetapi pantun masih sangat digemari sampai saat ini. Buktinya sampai saat ini, pantun sering digunakan sebagai hiburan di beberapa acara komedi.
Umumnya, pantun tidak menyertakan nama penggubahnya karena penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut. Kata pantun berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti penuntun.
Ciri-Ciri Puisi Lama Berbentuk Pantun
Ciri-ciri puisi lama yang berbentuk pantun adalah:
- Tiap bait terdiri dari empat baris;
- Memiliki rima akhir a b a b;
- Dua baris pertama berupa sampiran dan dua baris terakhir berupa isi.
Contoh Puisi Lama Berbentuk Pantun
Berikut adalah contoh puisi lama berbentuk pantun yang dikutip dari Setyawati (2004, 213).
Kemumu di dalam semak Jatuh melayang seleranya Meskipun ilmu setinggi tegak Tidak sembahyang apa gunanya Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis orang di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Orang Bayang pergi mengaji Ke cubadak jalan ke Panji Meninggalkan sembahyang jadi berani Seperti badan tidak akan mati
Talibun
Talibun adalah jenis puisi lama yang hampir mirip seperti pantun karena memiliki sampiran dan isi. Namun, talibun memiliki bait yang berisi lebih dari empat baris.
Ciri-Ciri Puisi Lama Berbentuk Talibun
Ciri-ciri puisi lama yang berbentuk talibun adalah:
- Terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi;
- Jumlah barisnya lebih dari empat dan selalu genap;
- Bersajak silang, abc-abc, abcd-abcd, dan seterusnya.
Contoh Puisi Lama Berbentuk Talibun
Berikut adalah contoh puisi lama berbentuk talibun yang dikutip dari Setyawati (2004, 213).
Kalau jadi pergi ke pekan Yu beli belanak beli Ikan panjang beli dahulu Kalau jadi engkau berjalan Ibu cari sanak pun cari Induk semang cari dahulu
Syair
Syair adalah jenis puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari empat baris dan mempunyai akhiran bunyi yang sama. Secara istilah, kata syair berasal dari bahasa Arab Syi’ir yang memiliki arti “perasaan yang menyadari”. Syair biasanya digunakan sebagai media untuk mengungkapkan isi hati mengenai suatu peristiwa atau perasaan seseorang.
Ciri-Ciri Puisi Lama Berbentuk Syair
Ciri-ciri puisi lama yang berbentuk syair adalah:
- Tiap bait terdiri dari empat baris;
- Tiap baris terdiri dari 4-6 kata;
- Memiliki rima akhir a a a a;
- Berisi kisah atau nasihat.
Contoh Puisi Lama Berbentuk Syair
Berikut adalah contoh puisi lama berbentuk syair yang dikutip dari Waluyo (1991, 10).
Syair Ken Tambuhan (Cerita Panji) Lalulah berjalan Ken tambuhan Diiringi penglipur dengan tadahan Lemah lembut berjalan perlahan-lahan Lakunya manis memberi kasihan Tunduk menangis segala puteri Masing-masing berkata sama sendiri Jahatnya perangai permaisuri Lakunya seperti jin dan peri
Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang tiap bait terdiri dari dua baris. Umumnya, gurindam berisi nasihat yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca atau pendengar.
Pada awalnya, gurindam dibawa oleh orang hindu. Secara istilah, gurindam berasal dari bahasa tamil (India) kirindam yang bermakna mula-mula atau perumpamaan.
Ciri-Ciri Puisi Lama Berbentuk Gurindam
Menurut Djamaris (dalam Setyawati, 2004, 219) ciri-ciri puisi lama yang berbentuk gurindam adalah:
- Setiap bait terdiri dari dua baris;
- Berirama sama, yaitu a a;
- Kedua barisnya merupakan isi;
- Baris pertama merupakan sebab, sedangkan baris kedua merupakan akibat;
- Isinya berupa nasihat.
Contoh Puisi Lama Berbentuk Gurindam
Berikut adalah contoh puisi lama berbentuk gurindam yang dikutip dari Setyawati (2004, 220).
Gurindam Dua Belas Barang siapa tiada memegang agama Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama Barang siapa mengenal yang empat Maka ia itulah orang makrifat Barang siapa mengenal Allah Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah Barang siapa mengenal diri Maka telah mengenal akan Tuhan yang Bahari Barang siapa mengenal dunia Tahulah ia barang yang terperdaya Barang siapa mengenal akhirat Tahulah ia dunia mudarat
Puisi Baru atau Modern
Puisi baru atau modern memiliki struktur yang lebih bebas dibandingkan puisi lama yang terikat jumlah baris, suku kata, maupun rima. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan puisi mutakhir terutama yang bersifat inkonvensial, puisi modern masih mempunyai aturan struktur yang lebih normatif.
Contoh Puisi Baru atau Modern
Berikut adalah contoh puisi modern yang dikutip dari Kerikil Tajam (1946).
Derai-Derai Cemara Oleh: Chairil Anwar Cemara menderai sampai jauh Terasa hari akan jadi malam Ada beberapa dahan di tingkap merapuh Dipukul angin yang terpendam Aku sekarang orangnya bisa tahan Sudah berapa waktu bukan kanak lagi Tapi dulu memang ada suatu bahan Yang bukan dasar perhitungan kini Hidup hanya menunda kekalahan Tambah terasing dari cinta sekolah rendah Sebelum pada akhirnya kita menyerah
Puisi Mutakhir
Puisi mutakhir adalah puisi masa kini yang isinya cenderung membawa inovasi. Jenis puisi ini sering disebut juga sebagai puisi kontemporer. Puisi ini mulai dikenal pada tahun 1970-an dan masih terkenal hingga sekarang. Penyair yang memelopori puisi mutakhir adalah Sutardji Calzoum Bachri. Tokoh-tokoh lain yang banyak menulis puisi kontemporer adalah Taufiq Ismail, Darmanto Jatman, dan Rendra.
Contoh Puisi Mutakhir
Berikut adalah contoh puisi mutakhir yang dikutip dari O Amuk Kapak (1981).
Sepisaupi Oleh: Sutardji Calzoum Bachri Sepisau luka sepisau duri Sepikul dosa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau sunyi Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikau sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri keranjang duri Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi
Jenis-Jenis Puisi Berdasarkan Cara Penyair Mengungkapkan Isi
Menurut Waluyo (1991, 135-134) jenis puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi dan gagasan yang ingin disampaikan, dibedakan menjadi puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.
Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu cerita. Bentuk puisi naratif umumnya agak panjang karena menceritakan suatu kisah. Puisi naratif dibedakan menjadi epik, romansa, dan balada.
Epik atau Epos
Epik atau epos adalah puisi naratif yang menceritakan kepahlawanan tokoh. Contoh epik atau epos adalah Ramayana yang menggambarkan kepahlawanan Rama Wijaya dalam melawan keangkaramurkaan Rahwana.
Contoh Puisi Epos
Berikut adalah contoh puisi Epos karya Chairil Anwar.
Diponegoro Oleh: Chairil Anwar Di masa pembangunan ini… Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api.. Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali…. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati… MAJU… Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu…. Sekali berarti Sudah itu mati…. MAJU… Bagimu Negeri Menyediakan api…. Punah di atas menghamba… Binasa di atas ditindas… Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai… Jika hidup harus merasai… Maju… Serbu… Serang… Terjang…
Romansa
Romansa merupakan jenis puisi naratif yang menceritakan kisah percintaan. Menurut Waluyo (1991, 136) romansa adalah puisi naratif yang menggunakan bahasa romantik berisi kisah percintaan tokoh ksatria yang penuh rintangan.
Contoh Puisi Romansa
Berikut ini adalah contoh puisi naratif bertema romansa yang dikutip dari buku Teori dan Apresiasi Puisi. Puisi ini mengisahkan kisah cinta antara Damarwulan dengan istrinya Anjasmara.
Asmarandana Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun, karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti, yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata. Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta, nasib, perjalanan, dan sebuah peperangan yang tak semuanya disebutkan. Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara, ia tak akan mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba, karena ia tak berani lagi. Anjasmara, adikku, tinggallah seperti dulu. Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu. Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku, kulupakan wajahmu. (Goenawan Mohamad, 1971;20).
Balada
Balada merupakan jenis puisi naratif yang menceritakan kisah yang spesifik. Terkadang, di dalam balada dicantumkan dialog agar puisinya menjadi lebih hidup.
Contoh Puisi Balada
Berikut adalah contoh puisi balada karya W.S. Rendra.
Balada Orang-Orang Tercinta Oleh: W.S. Rendra Kita bergantian menghirup asam Batuk dan lemas terceruk Marah dan terbaret-baret Cinta membuat kita bertahan dengan secuil redup harapan Kita berjalan terseok-seok Mengira lelah akan hilang di ujung terowongan yang terang Namun cinta tidak membawa kita memahami satu sama lain Kadang kita merasa beruntung Namun harusnya kita merenung Akankah kita sampai di altar Dengan berlari terpatah-patah Mengapa cinta tak mengajari kita Untuk berhenti berpura-pura? Kita meleleh dan tergerus Serut-serut sinar matahari Sementara kita sudah lupa rasanya mengalir bersama kehidupan Melupakan hal-hal kecil yang dulu termaafkan Mengapa kita saling menyembunyikan Mengapa marah dengan keadaan? Mengapa lari ketika sesuatu membengkak jika dibiarkan? Kita percaya pada cinta Yang borok dan tak sederhana Kita tertangkap jatuh terperangkap Dalam balada orang-orang tercinta
Puisi Lirik
Puisi lirik adalah jenis puisi yang bersifat subjektif dan personal. Umumnya, bentuk puisi ini agak pendek dan menggunakan kata ganti orang pertama. Hal ini karena puisi ini digunakan untuk mengungkapkan gagasan pribadi penyairnya. Menurut Waluyo (1991, 136) puisi lirik dibedakan menjadi elegi, serenade, dan ode.
Elegi
Elegi adalah jenis puisi lirik yang mengungkapkan perasaan duka atau gelisah penyairnya. Biasanya, puisi jenis ini mengandung ratapan, tangisan, atau kesedihan. Puisi elegi digunakan untuk menggambarkan pengalaman pahit yang pernah dialami penyair.
Contoh Puisi Elegi
Berikut contoh puisi elegi yang dikutip dari Mohammad (1974, 9).
Hari Terakhir Seorang Penyair, Suatu Siang Karya: Gunawan Mohammad Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu Tak ada bumi yang jadi lain: daun pun luruh, lebih bisu Ada matahari lewat mengedap, jam memberat dan hari menunggu Segala akan lenyap, segala akan lenyap, Tuhanku Kemudian Engkau pun tiba, menjemput sajak yang tersua Siang akan jadi dingin, Tuhan, dan angin telah sedia Biarkan aku hibuk dan cinta berangkat dalam rahasia.
Serenada
Berbeda dengan elegi yang menggambarkan suasana duka, serenada adalah jenis puisi lirik yang menggambarkan suasana senang.
Contoh Puisi Serenada
Berikut adalah contoh puisi serenada karya Rachmat Djoko Pradopo.
Di Cerlang Matamu Oleh: Rachmat Djoko Pradopo Di cerlang matamu Kulihat pagi bangkit berseri Mencairkan kembali hidupku yang beku Wahai, merdunya burung berkicau Meloncat-loncat dari dahan ke dahan Bernyanyi sorak-sorai dalam hatiku.
Ode
Ode adalah jenis puisi lirik yang berisi pujian terhadap seseorang. Biasanya, ode ditulis sebagai pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi.
Contoh Puisi Ode
Berikut adalah contoh puisi Ode:
Teratai Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akhirnya tumbuh di hati dunia Daun bersemi laksmi mengarang Biarpun dia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruslah, o, teratai bahagia Bersemi di kebun tanah Indonesia Biarkan sedikit penjaga taman Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat Engkau turut menjaga jaman (Sanusi Pane, 1957)
Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi yang mengemukakan tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal atau keadaan (Waluyo, 137). Berbeda dengan puisi naratif yang berisi cerita, puisi deskriptif cenderung menggambarkan kesan atau tanggapan penyair terhadap suatu hal. Tanggapan tersebut bisa berupa kritik atau sindiran. Maka dari itu, puisi deskriptif juga dikenal dengan puisi ironi dan satire (kritik).
Contoh Puisi Deskriptif
Berikut adalah contoh puisi deskriptif karya Emha Ainun Najib.
Mesjid 1 Oleh: Emha Ainun Najib Mesjid di kotaku pintu-pintunya selalu ditutp jika malam, sebab takut perabot-perabotnya yang mewah akan hilang apakah Tuhan terkurung di dalamnya, memandang kita dari kaca jendela sambil melambai-lambaikan tanganya? Bapak imam yang memimpin orang-orang sembahyang, seperti punya keinginan untuk menjadi malaikat Tuhan, sehingga ia enggan untuk bergaul dengan banyak orang Sehari lima kali kepalanya menggeleng-geleng dan mulutnya mengucapkan macam-macam doa, dan orang-orang pun sehari lima kali menyebut ”Amin!” di luar kepala Air muka mereka yang kosong, menggambarkan perasaan yang aman, sebab mereka menyangka Tuhan cukup dilayani dengan upacara-upacara sembahyang
Jasa Translate Karya Sastra
Nah, itu tadi pembahasan mengenai karya sastra jenis puisi, mulai dari puisi lama hingga mutakhir. Semoga setelah membaca ini kamu jadi paham apa saja karya sastra yang termasuk puisi. Jika kamu ingin menerjemahkan karya sastra, jangan ragu untuk menggunakan layanan jasa translate Xerpihan. Penerjemah kami sudah berpengalaman menerjemahkan berbagai jenis tulisan, mulai dari sastra, akademik, bisnis, hukum, dan masih banyak lagi.