Apa yang dimaksud dengan teks negosiasi dan bagaimana strukturnya? Simak tujuan, ciri, struktur, unsur, dan contoh teks negosiasi di sini.
—
Apa yang Dimaksud dengan Teks Negosiasi?
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/negosiasiTeks negosiasi terdiri dari dua kata yaitu teks dan negosiasi. Definisi teks dalam kamu besar bahasa Indonesia adalah wacana tertulis atau naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang. Sementara definisi negosiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara beberapa pihak. Negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan transaksi, ataupun menyelesaikan sengketa.
Jadi yang dimaksud dengan teks negosiasi adalah naskah atau wacana tertulis yang di dalamnya berisi proses tawar menawar guna mencapai kesepakatan bersama antarpihak yang mempunyai kepentingan berbeda. Proses tawar menawar tersebut biasanya dilakukan dengan cara berunding untuk menghasilkan penyelesaian secara damai yang saling menguntungkan semua pihak. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas kesepakatan tersebut.
Apa Saja Ciri-Ciri Teks Negosiasi?
Teks negosiasi mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis tulisan lainnya. Adapun ciri-ciri teks negosiasi adalah sebagai berikut:
- Bertujuan untuk menentukan solusi yang menjadi sarana penyelesaian masalah Bersama
- Menghasilkan kesepakatan atau perjanjian
- Menghasilkan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak
- Memprioritaskan atau menitikberatkan pada kepentingan Bersama
- Memiliki tujuan praktis, yaitu sebagai media penghasil kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Apa Tujuan Teks Negosiasi?
Negosiasi sering kali dilakukan dalam dunia bisnis. Inti dari negosiasi adalah sebuah komunikasi yang digunakan ketika terjadi pertentangan karena adanya perbedaan kepentingan. Pertentangan tersebut kemudian diselesaikan dengan sebuah perundingan (negosiasi) sehingga semua pihak dapat merasa diuntungkan.
Maka dari itu, tujuan dilakukannya negosiasi, yaitu agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mencapai kesepakatan yang mempunyai kesamaan persepsi, saling pengertian, dan persetujuan. Kesepakatan tersebut menjadi penyelesaian dari masalah yang dihadapi bersama sehingga tercapai kondisi yang saling menguntungkan semua pihak (win-win solution).
Apa Saja Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi?
Kaidah kebahasaan merupakan aturan yang digunakan dalam penyusunan kata dan kalimat sebagai ciri yang membedakannya dengan jenis teks lainnya. Adapun kaidah kebahasaan teks negosiasi adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan kalimat persuasif
Salah satu kaidah kebahasaan teks negosiasi adalah menggunakan kalimat persuasif. Kalimat persuasif ini digunakan untuk membujuk dan menarik perhatian. Kalimat persuasif dalam negosiasi juga bisa digunakan untuk memengaruhi pihak terkait agar setuju dengan penawaran yang diajukan. Maka dari itu, jika ada pertanyaan mengenai bahasa yang digunakan untuk membujuk dalam teks negosiasi adalah persuasif.
2. Bahasa yang digunakan sopan
Kaidah kebahasaan selanjutnya adalah menggunakan bahasa yang sopan. Hal ini bertujuan untuk menjalin komunikasi yang baik antarpihak terkait agar negosiasi dapat berjalan lancar dan sukses.
3. Menggunakan konjungsi
Konjungsi merupakan kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Contoh dari konjungsi adalah kalau, meskipun, dan walaupun.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Konjungsi?
4. Menggunakan kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas, padat, dan tepat sehingga tidak bertele-tele. Penggunaan kalimat efektif ini bertujuan agar mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar sehingga tidak terjadi miskomunikasi antarpihak terkait.
5. Menggunakan kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat ini berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Maka dari itu, apabila ada pertanyaan mengenai bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dalam teks negosiasi, tentu saja jawabannya adalah kalimat deklaratif.
6. Berisi pasangan tuturan
Tuturan adalah sebuah kalimat yang diucapkan oleh seseorang guna menyampaikan tujuan atau maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk komunikasi secara lisan seseorang dengan mitra tuturnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam teks negosiasi, tuturan berupa dialog percakapan antara dua orang atau lebih. Berikut merupakan contoh gambaran pasangan tuturan dalam negosiasi:
- saat ada yang mengucapkan salam – ada yang membalas salam;
- ada yang bertanya – ada yang menjawab;
- saat ada yang meminta tolong – ada yang memenuhi ataupun menolak permintaan;
- ada yang menawarkan – ada yang memenuhi ataupun menolak tawaran.
7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah
Dalam negosiasi biasanya ada seseorang yang memerintah dan sebagai timbal baliknya ada yang memenuhi permintaan tersebut secara langsung ataupun tidak langsung. Misalnya ketika ada orang yang sedang berbelanja lalu orang tersebut memerintah atau meminta tolong penjualnya untuk mengambilkan contoh dagangannya. Sebagai timbal balik si penjual pun memenuhi perintah pembeli untuk mengambilkan contoh barang yang dimaksud.
8. Menggunakan pronomina
Kata ganti adalah jenis kata yang digunakan untuk menggantikan nomina atau frasa. Contoh kata ganti orang adalah saya, Anda, dan kita.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Pronomina?
9. Menggunakan kalimat langsung
Kaidah kebahasaan lainnya adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung ini digunakan untuk menggambarkan percakapan antarpihak terkait agar terlihat lebih hidup.
10. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras
Kaidah kebahasaan teks negosiasi yang terakhir adalah menggunakan kalimat kontras. Kalimat kontras adalah kalimat yang digunakan untuk membandingkan suatu. Misalnya penggunaan kata lebih, kurang, atau terlalu.
Struktur Teks Negosiasi
Struktur teks negosiasi berguna untuk menunjukkan alur pada teks agar isinya mudah dipahami oleh pembaca maupun pendengar. Adapun struktur teks negosiasi adalah sebagai berikut.
1. Orientasi
Orientasi merupakan pembukaan atau awalan dari sebuah negosiasi. Umumnya, percakapan negosiasi dimulai dengan kata salam, sapa atau sebagainya.
Contoh struktur teks negosiasi bagian orientasi:
Penjual: “Selamat pagi Bu. Mau cari apa Bu?”
2. Permintaan
Struktur kedua dalam teks negosiasi adalah permintaan. Bagian ini berisi pertanyaan salah satu pihak mengenai suatu barang atau permasalahan yang ingin dihadapi.
Contoh struktur teks negosiasi bagian permintaan:
Pembeli: “Sepatu sepak bola untuk anak-anak ada?”
3. Pemenuhan
Pada bagian ini, pihak yang bersangkutan memberitahukan mengenai barang atau objek yang ditanyakan. Tujuannya agar pihak penanya menjadi lebih paham mengenai barang atau objek yang ditanyakan.
Contoh struktur teks negosiasi bagian pemenuhan:
Penjual: “Oh ada Bu. Ini silakan dipilih sendiri ya.”
4. Penawaran
Bagian ini merupakan puncak dari negosiasi. Pada bagian ini dimulailah proses tawar menawar antara satu pihak dengan pihak lainnya. Penawaran ini bertujuan agar tercapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
Contoh struktur teks negosiasi bagian penawaran:
Pembeli: “Wah mahal sekali Mbak. Rp50.000 ya Mbak?”
5. Persetujuan
Struktur selanjutnya setelah penawaran adalah persetujuan. Pada bagian ini tercapai sebuah kesepakatan dari hasil penawaran kedua belah pihak.
Contoh struktur teks negosiasi bagian persetujuan:
Penjual: “Kalau segitu saya nanti nggak dapat untung Bu. Tambah Rp15.000 ya?
Pembeli: “Ya sudah. Ini uangnya.”
6. Penutupan
Struktur yang terakhir dalam teks negosiasi adalah penutup. Sesuai namanya, bagian ini merupakan penutup atau akhir dari sebuah negosiasi. Bagian ini berisi percakapan yang bertujuan untuk menyelesaikan proses interaksi dalam negosiasi.
Contoh struktur teks negosiasi bagaian penutup:
Penjual: “Terima kasih Bu. Mau sekalian kaos sepak bolanya Bu?”
Pembeli: “Sama-sama. Tidak, tadi saya sudah beli.”
Struktur teks negosiasi tersebut biasanya digunakan dalam proses transaksi antara penjual dan pembeli. Selain struktur teks negosiasi tersebut ada juga struktur teks negosiasi yang lebih sederhana.
Struktur Teks Negosiasi Sederhana
Berikut adalah struktur teks negosiasi yang lebih sederhana
1. Pembuka
Bagian pertama dari struktur teks negosiasi yang sudah disederhanakan adalah pembuka. Bagian ini biasanya dimulai dengan salam pembuka. Selain itu bagian ini juga menggambarkan permasalahan yang akan dinegosiasikan.
2. Isi
Struktur kedua dalam teks negosiasi yang sudah disederhanakan adalah isi. Pada bagian ini, terjadi proses negosiasi antara pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Penutup
Bagian yang terakhir adalah penutup. Bagian ini berisi hasil negosiasi dan juga salam penutup untuk mengakhiri proses negosiasi.
Unsur-Unsur Teks Negosiasi
Teks negosiasi memiliki unsur-unsur pembangun. Tanpa unsur pembangun ini, maka suatu teks tidak bisa disebut teks negosiasi. Adapun unsur-unsur pembangun teks negosiasi adalah:
- Adanya partisipan, yaitu pihak yang menyampaikan pengajuan dan penawaran;
- Terdapat perbedaan kepentingan dari kedua belah pihak;
- Ada pengajuan dan penawaran;
- Ada kesepakatan sebagai hasil dari negosiasi.
Contoh Teks Negosiasi Beserta Strukturnya
Berikut adalah beberapa contoh teks negosiasi beserta strukturnya yang dikutip dari beberapa sumber.
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Beserta Strukturnya:
Orientasi
Di sebuah pasar tradisional, Bu Heri mau membeli daging di salah satu lapak langganannya
Penjual: “Selamat pagi Bu Heri. Wah sudah belanja macam-macam, ya?”
Bu Heri: “Iya Pak. Nanti sore akan ada arisan, Jadi hari ini rencananya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya.”
Penjual: “Oooh… Ini kebetulan dagingnya segar-segar Bu. Baru sampai subuh tadi, belum kena freezer. Ibu Heri mau daging apa? Kambing apa sapi?”
Permintaan
Bu Heri: “Sapi sajalah Pak. Tidak berani makan daging kambing. Suami saya sedang naik tensinya, bisa gawat kalau makan daging.”
Penjual: “Oh, tensinya sering naik, ya Bu? Kalau saya tiap hari makan daging, mau sapi atau kambing tidak masalah buat saya. Sejauh ini tensi saya aman, Bu. Akan tetapi, saya rajin makan ketimun, melon, semangka, apel, kangkung biar seimbang, Bu. Jangan lupa juga banyak minum air putih. Satu lagi yang terpenting adalah harus ikhlas, Bu!”
Bu Heri: “Ikhlas, bagaimana pak?”
Penjual: “Ya, kalau menjalani hidup ini ikhlas pasti, kan adem ayem saja. Jadi, tensinya tidak akan naik.”
Bu Heri: “Betul juga Bapak ini.”
Penjual: “Nah, ini! Ibu, silakan pilih, mau bagian mana? paha atau iga?”
Bu Heri: “Kalau paha sekilonya berapa pak?”
Penjual: “Masih sama, Bu, seperti kemarin, 110 ribu, Bu.”
Bu Heri: “Kalau iga?”
Penjual: “Buat Bu Heri, saya berikan diskon saja, 105 ribu untuk 1 kg iga.”
Penawaran
Bu Heri: “Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga ½ kg, tetapi harganya boleh kurang, ya? Kan, saya sudah beli banyak.”
Penjual: “Ya, sudah, khusus untuk Ibu, semuanya saya berikan harga 210 ribu saja.”
Bu Heri: “Terima kasih, Pak. Bonus tulang juga, Pak. saya hendak membuat kaldu.”
Persetujuan
Penjual: “Siap Bu Heri. Pokoknya beres.” (penjual daging itu mulai menyiapkan pesanan Bu Heri)
Bu Heri : “Terima kasih Pak.”
Pembelian
Penjual: “Ini Bu, sudah saya pisahkan iga dan paha. Semuanya 210 ribu.”
Bu Heri: “Terima kasih, Pak. Ini uangnya.”
Penjual: “Uangnya 250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?”
Bu Heri: “Wah, tidak ada, Pak, memangnya tidak ada kembaliannya, ya?”
Penjual: “Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, Ibu membayar 200 ribu dulu saja, sisanya besok ketika ibu belanja di sini.”
Bu Heri: “Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak.”
Penutup
Penjual: “Iya, Bu, tidak usah dipikirkan.”
Bu Heri: “Terima kasih, Pak.”
Penjual: “Ya, Bu. Salam untuk Pak Heri.”
Bu Heri: “Ya, Pak.”
Contoh Teks Negosiasi Singkat di Sekolah Beserta Strukturnya:
Pembuka
Dua siswa sekolah menengah sedang berdiskusi menentukan acara akhir tahun sekolah. Mereka saling mengeluarkan pendapat mengenai jenis acara apa yang paling baik dilaksanakan untuk acara akhir tahun. Ketika itu, seorang guru datang menengahi kedua siswa tersebut. Diskusi pun berakhir dengan keputusan pengambilan suara terbanyak.
Salman: “Bagaimana, ya, acara akhir tahun ini kita belum memutuskan akan mengadakan acara apa.”
Husna : “Ya, benar.”
Isi
Salman: “Aku pikir, acara akhir tahun nanti lebih baik mengadakan bazar dan kreasi seni saja. Kemudian diselingi dengan band sekolah dan kegiatan seni lainnya.”
Husna: “Tapi, sebagian teman yang lain menginginkan untuk pergi karya wisata ke luar kota. Selain bisa refreshing, kita bisa menambah pengetahuan tentang tempat yang akan kita kunjungi.”
Salman: “Loh, kalau pergi berwisata, bukankah akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak?”
Husna: “Menurutku itu sepadan dengan apa yang kita dapatkan ketika berwisata.”
(Seketika itu, datang seorang guru)
Guru: “Ada apa ini, tampaknya diskusi kalian seru sekali?”
Salman: “Eh, iya, Pak. Selamat siang, Pak! Silakan duduk. Begini, Pak. Kami sedang mendiskusikan untuk acara akhir tahun nanti. Saya mengusulkan untuk mengadakan bazar, kreasi seni, dan diselingi dengan band sekolah. Menurut saya itu lebih menghemat biaya, tetapi tetap mengasyikkan.”
Husna: “Ya, Pak, sedangkan saya mengusulkan pergi karya wisata ke luar kota. Itu atas usulan dari teman-teman yang lain. Kami bingung, Pak. Mau memutuskan yang mana.”
Penutup
Guru: “Baik. Kedua usul kalian sangat baik dan bernilai positif. Bagaimana kalau Bapak usulkan agar mengumpulkan suara terbanyak saja? Kalian buatlah semacam angket untuk memilih mana pilihan dari teman-teman yang lain. Nah, yang suaranya terbanyak, itulah acara yang akan kita laksanakan. Bagaimana?”
Salman dan Husna: “Setuju, Pak!”